Sopir Taksi Online Ogah Pakai Stiker
jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan Kementerian Perhubungan untuk memberikan stiker di taksi online tidak sepenuhnya mendapat dukungan masyarakat.
Para pengemudi taksi online justru keberatan dengan kebijakan tersebut karena dinilai mengurangi privasi mereka.
"Kalau pakai stiker nggak bisa saya pakai pribadi lagi. Lagipula saya hanya beroperasi kalau saat pulang kantor atau libur saja," kata Hartono, karyawan swasta yang nyambil jadi pengemudi taksi online kepada JPNN, Senin (13/3).
Menurut pria berkulit putih ini, niat menjadi pengemudi taksi online hanya untuk menutupi biaya angsuran mobilnya. Dengan uang muka Rp 18 juta dia menyicil mobilnya selama empat tahun.
"Kalau ambil dari gaji kan terasa tuh, jadinya saya nyambi jadi taksi online, mulai subuh, setelah itu off dan lanjut lagi pas pulang kantor," terangnya.
Bila diwajibkan memakai stiker, Hartono mengaku ruang geraknya jadi terbatas. Karena kendaraannya tidak bisa dipakai untuk pribadi.
"Ya kan malu kalau dilihat orang, mobil saya taksi online. Kalau pas pertemuan keluarga, acara teman, ke sekolahan anak, jadi susah bila di kaca mobil ada tempelan taksi online," bebernya.
Dia berharap stiker taksi online tersebut di-laminating sehingga bisa dicopot sewaktu-waktu.
Kebijakan Kementerian Perhubungan untuk memberikan stiker di taksi online tidak sepenuhnya mendapat dukungan masyarakat.
- 134 Perwira PIP Semarang Ikut Pelantikan Terpadu Kemenhub 2024
- Dipukul Oknum Polisi, Sopir Taksi Online Mengadu ke Polda
- Poltekpel Banten Buka Sipencatar Non-Ikatan Dinas Diklat Pelaut Tingkat III, Buruan Daftar!
- Penyesuaian Tarif di KM 131 Ditunda, Ketua Gapasdap: Semoga Tidak Memakan Waktu Lama
- Penggunaan Rem ABS di Sepeda Motor Bisa Diatur dalam Peraturan Menteri
- Ditjen Hubdat Gelar FGD Penyusunan Pedoman Teknis Retribusi Pengendalian Lalin & Launching Pilot Project