Sopir Taksi Rampok Penumpang

Naik di Terminal, Digarong di Jalan Tol

Sopir Taksi Rampok Penumpang
Sopir Taksi Rampok Penumpang

jpnn.com - SURABAYA - Kaum perempuan di Surabaya dan sekitarnya harus lebih berhati-hati saat naik taksi di malam hari. Kini ada sopir taksi yang mengincar penumpang perempuannya sebagai target kejahatan.

Seperti yang dialami Ni Nym Indah Oktariani Dadri. Perempuan 19 tahun tersebut dirampok saat naik taksi yang mangkal di Terminal Purabaya (Bungurasih). Pelakunya adalah Agus Antonius, 29, sopir taksi Nurimas. Dia seorang diri melakukan kejahatan di dalam angkutan yang dijalankannya.

Agus yang merupakan warga Jalan Raden Saleh Waru, Sidoarjo itu adalah sopir gelap karena dia hanya menyewa dari Suroso yang merupakan sopir serep Slamet Riadi. Slamet merupakan sopir resmi taksi Nurimas. Karena Suroso dan Slamet libur, taksi disewa Agus.

Kejadian itu menimpa Indah pada 15 Oktober 2015. Sekitar pukul 21.30, dia tiba di Terminal Purabaya. Setibanya di pintu keluar tempat taksi mangkal, tersangka Agus menawarkan jasa. Karena terlihat meyakinkan, korban mau-mau saja menumpang taksi bernopol L 1904 UN tersebut. Indah minta diantar ke sebuah apartemen di kawasan Surabaya Barat.

Mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya itu tidak merasa curiga saat tersangka mengarahkan taksi bernomor lambung A-901 tersebut masuk ke jalan tol. Padahal, pada jam-jam itu, arus lalu lintas di tengah kota tidak terlalu padat. "Tersangka memang sudah merencanakan sebelumnya. Itu salah satu modusnya," kata Kepala Unit Kejahatan Umum Satreksrim Polrestabes Surabaya Iptu M. Solikhin Ferry.

Sekitar 5 kilometer setelah masuk pintu tol waru arah Satelit, tersangka meminggirkan taksi abu-abu itu dengan dalih ada kerusakan mesin. Di tempat tersebut memang minim penerangan. Agus keluar dari mobil seraya mengambil pisau. Agar tidak mengundang perhatian pengguna jalan tol, dia membuka kap mobil tanda sedang ada kerusakan di kendaraan itu.

Dengan menenteng pisau, tersangka membuka pintu belakang tempat korban duduk. Tersangka menodongkan pisau dapur itu dan membuat korban ketakutan. Sambil mengancam, dia meminta tas korban dan langsung diberikan. Di dalamnya, tersangka hanya menemukan kartu ATM dan handphone.

Bapak satu anak itu lantas mengikat tangan korban di bagian belakang dengan menggunakan tali tas korban. Karena gugup, ikatannya tidak kuat dan tali mudah terlepas. Indah memanfaatkan kesempatan tersebut dengan berusaha melawan dan memberontak. Dia juga berusaha keluar mobil dan berlari untuk menyelamatkan diri.

Sebelum kabur, Agus menarik korban dan terjatuh. Tersangka menarik rambut korban sembari memiting lehernya. "Korban benar-benar dibuat tidak berdaya," ucap Ferry.

Tersangka kembali memasukkan Indah ke dalam mobil. Agar tidak mudah lepas, tangan korban diikat ke depan. Tidak hanya itu, tersangka juga menutup mata Indah dengan menggunakan lakban yang ditemukan di dalam mobil. Dengan begitu, korban kesulitan untuk melawan.

Dalam kondisi tidak berdaya itu, Agus memaksa korban menyediakan uang Rp 5 juta. Caranya menyuruh menelepon orang tua atau temannya untuk mentransfer uang ke rekeningnya. "Korban menelepon ayahnya dan temannya. Saldo ATM Agus yang tadinya Rp 200 ribu menjadi Rp 3 juta," tutur Ferry.

Setelah memastikan bahwa saldo di ATM tersebut bertambah, tersangka meminta PIN. Tersangka yang lahir pada 1 Agustus 1985 itu menutup kap mobil dan menghidupkan mesin dengan kondisi mata korban tetap terlakban dan tangan terikat. Taksi tersebut melaju ke arah Jalan H.R. Muhammad. Tersangka menghentikan mobil ketika melihat ATM di sebuah minimarket.

Ferry menjelaskan, agar tidak mengundang kecurigaan, tersangka memarkir taksinya di tempat yang relatif sepi. Agus keluar meninggalkan korban di dalam mobil untuk menarik uang Rp 1 juta pada pukul 23.31. Berhasil, tersangka melaju ke Jalan Darmo dan menemukan ATM. Secara berturut-turut, tersangka mengambil uang Rp 1 juta dan dua kali Rp 500 ribu.

Setelah berhasil mengambil uang, tersangka mengarahkan laju taksinya ke alamat seperti yang ditunjukkan korban ketika pertama naik taksi. Untuk menghindari korban berulah, ikatan dan penutup mulut dilepas menjelang mendekati tempat tujuan. Bahkan, korban diturunkan di luar wilayah apartemen.

Keesokannya korban melaporkan kasus tersebut ke Polrestabes Surabaya. Sayangnya, korban lupa pelat nomor dan nomor lambung taksi tersebut. Indah hanya bisa menyebutkan ciri-ciri pelaku yang telah merampoknya. "Awalnya, polisi bingung memulai dari mana," ujar lulusan Akpol 2007 itu.

Polisi mencari pelaku dengan mengecek rekaman CCTV di Terminal Purabaya pada jam-jam korban mendatangi tempat tersebut. Akhirnya, ditemukan pelat nomor dan nomor lambung. Bahkan, gambar pelaku terekam dengan jelas.

Setelah itu, polisi mendatangi kantor perusahaan taksi yang dimaksud. Dari sana diketahui bahwa saat kejadian, taksi tersebut disopiri Suroso yang menggantikan Slamet Riadi karena libur. Saat ditanya, Suroso juga mengaku libur dan menyewakan kepada Agus. Akhirnya, polisi mengejar Agus.

Saat dicari, pelaku terendus sedang melintas di frontage road Jalan A. Yani dengan mengendarai sepeda motor. Petugas yang tiba-tiba menghentikan laju kendaraannya membuat Agus terkejut. Dia berusaha kabur dengan menarik gas sepeda motor, namun keburu dihalangi petugas hingga terjatuh. Pelaku berusaha melarikan diri dan langsung dilumpuhkan dengan timah panas.

Agus mengakui perbuatannya. Hanya, dia membantah telah merencanakan perampokan itu. "Ide saya waktu masuk pintu tol," ucapnya. Namun, dia tidak bisa menjawab saat ditanya asal mana pisau yang digunakan.

Pria asal Sidotopo Lor, Surabaya, tersebut mengaku terpaksa melakukan itu karena terlilit utang. Uang Rp 3 juta tersebut digunakan untuk membeli televisi, kipas angin, makan sehari-hari, dan membayar utang.

Berdasar catatan kepolisian, dia pernah ditangkap karena mencuri sepeda motor di Ketabangkali pada 2005. Saat itu, hakim memvonisnya sepuluh bulan penjara. (eko/mas/nw)


SURABAYA - Kaum perempuan di Surabaya dan sekitarnya harus lebih berhati-hati saat naik taksi di malam hari. Kini ada sopir taksi yang mengincar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News