Sori, GMNI Memang Bukan PKI
Di sisi lain, Basarah mengatakan, tidak ada alasan bagi pihaknya untuk tak mengampuni Abraham yang sudah meminta maaf.
Apalagi, Abraham juga menyadari kekeliruan tulisannya yang sudah viral di media sosial.
Bagi GMNI, hal itu menjadi semacam asbabul nuzul atau momentum awal untuk meluruskan sejarah yang sebenarnya mengenai GMNI.
Mulai kelahiran hingga pada era Orde Baru yang mengalami politik desoekarnoisasi.
"Penyelesaian di luar jalur hukum yang ditempuh dalam masalah ini menunjukkan bahwa kami semua masih memegang teguh apa yang menjadi jati diri bangsa Indonesia. Hari ini kami mengeimplementasikan Trisakti yang ketiga, yaitu kepribadian yang berbudaya Indonesia," kata Basarah.
Dia menambahkan, menyelesaikan permasalahan yang melibatkan anak bangsa memang tidak harus melalui penegakan hukum atau saling hujat.
"Terlebih, situasi sekarang ini adanya perbedaan atau perselisihan dari anak-anak bangsa rawan diperkeruh oleh pihak-pihak yang memang ingin mengadu domba antara golongan Islam dan nasionalis," ungkapnya.
Dalam kesempatan sama, Mahfud mengatakan, perdamaian itu menjadi penjelasan kepada publik bahwa HMI dan GMNI sama-sama pendukung Pancasila sebagai dasar negara.
Polemik antara alumnus kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Abraham Lagaligo dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berakhir dengan perdamaian.
- GMNI Yakin Kabinet Merah Putih Mampu Jalankan Semua Program Prabowo
- Warga Telaga Raya Duduki Lokasi Tambang di Buton Tengah, Tuntut Ganti Rugi Lahan
- GMNI Tegaskan Sudah Pecat Rival Aqma Rianda dari Jabatan Wasekjen Sejak 2022
- GMNI Medan Pastikan Pelaku Pemerasan yang Terjaring OTT Tak Mewakili Organisasi
- Kolaborasi GMNI-Ilmu Politik Fisipol UKI: Beasiswa Potongan Uang Kuliah hingga 50%
- UKT Mahal, Sekjen DPP GMNI Merespons, Singgung Indonesia Emas 2045