Sori, Para Dokter Tetap Ogah Jadi Eksekutor Kebiri
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR, Trimedya Panjaitan menyatakan dukungannya atas hukuman tambahan berupa kebiri terhadap pelaku kekerasan seksual kepada anak-anak. Menurutnya, harus ada upaya luar biasa karena predator seksual sudah semakin marak.
"Memang, dari semangatnya kita setuju hukuman tambahan kebiri melihat maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Jadi harus ada tindakan yang tegas," katanya di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (2/6).
Tapi, lanjutnya, ada kendala dapam eksekusi hukuman kebiri. Sebab, para dokter keberatan menjadi eksekutor kebiri.
Politikus PDI Perjuangan itu bahkan mendengar langsung suara keberatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) jika harus mengeksekusi hukuman kebiri. Sebab, dokter secara etika memang dilarang menyakiti pasien.
"Kebetulan saya baru kontrol tadi, ketemu dokter dan mereka juga pengurus Ikatan Dokter Indonesai. Mereka bilang tidak mau melaksanakan suntikan kebiri. Alasannya bertentangan dengan kode etik dokter yang tidak boleh menyakiti pasien," tegasnya.
Oleh karena itu, Trimedya selaku pimpinan di Komisi III DPR yang membidangi hukum akan mengundang IDI. Ia berharap IDI bisa berubah sikap dalam memandang hukuman kebiri.
"Kami coba nanti mengundang IDI, apa filosofinya? Mudah-mudahan IDI bisa merubah sikapnya," pungkas anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatera Utara II itu.(fas/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak