Soros
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Perampok bank akan masuk penjara, tetapi pembobol Bank Sentral Inggris malah menjadi selebritas keuangan internasional.
Itulah yang dialami oleh George Soros, pedagang saham yang tidak dikenal, tetapi mendadak viral pada 1992 dan namanya menjadi sebutan tiap orang yang berbicara mengenai saham.
Di Inggris, peristiwa itu dikenang sebagai Black Wednesday. Rabu 16 September 1992 diingat oleh masyarakat ekonomi sebagai hari ketika para spekulan saham membobol dan menghancurkan mata uang Inggris Poundsterling.
Akibatnya, pemerintah Inggris nyaris bangkrut dan terpaksa menarik mata uangnya keluar dari mekanisme mata uang Eropa, European Exchange Rate Mechanism (ERM).
Dengan bergabung dalam ERM, Inggris berharap ikut ambil bagian dalam pemersatuan ekonomi Eropa.
Eropa selama ini tercerai-berai dalam kekuatan-kekuatan yang saling bersaing. Inggris punya Poundsterling yang kuat, Jerman punya Deutschmark yang kokoh, dua-duanya saling bersaing.
Koalisi besar kemudian dicapai. Inggris bergabung dalam mata uang bersama Eropa pada 1990-an.
Segala keberbedaan teknis, seperti beda tingkat inflasi, coba disisihkan sebagai upaya mempersatukan Eropa menjadi kekuatan besar.
Andri Shevchenko menghabiskan akhir kariernya di Chelsea. Dia mempelajari sepak bola Inggris dengan baik.
- Dunia Hari Ini: Belgia Memberikan Perlindungan Hak Bagi Pekerja Seks
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Hasil UEFA Nations League: Portugal & Spanyol Melaju ke Perempat Final
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Dipecat Arab Saudi, Roberto Mancini CLBK dengan Timnas Italia?