Soroti Aksi Polisi Membanting Mahasiswa di Tangerang, ART Pertanyakan Diklat di Polri

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha menyoroti aksi seorang anggota Polresta Tangerang yang membanting mahasiswa saat mengamankan demonstrasi di depan kantor Bupati Tangerang.
Rachman menilai Polri selalu meyakinkan publik untuk melakukan kerja-kerja penegakan hukum terhadap berbagai peristiwa di tengah masyarakat.
Meskipun begitu, katanya, publik tidak mengetahui cara Polri menindak, terutama memberlakukan hukum pidana terhadap personelnya yang mencederai masyarakat.
Dalam kasus anggota polisi membanting mahasiswa di Tangerang, Polri memastikan akan menindak tegas personelnya, Brigadir NP.
"Kesanggupan untuk mengenakan sanksi, lalu menyampaikannya ke publik, saya nilai sebagai cara membangun budaya akuntabilitas di lingkungan Polri," kata Rachman dalam keterangannya, Kamis (14/10).
Dia menyebutkan budaya akuntabilitas memiliki tiga nilai, yaitu, integritas, responsibilitas, dan transparansi.
Menurutnya, hukum formil bisa dilakukan kepolisian untuk memastikan akuntabilitasnya, bukan hanya tindak lanjut di dalam ranah organisasinya.
"Pastinya, perlu disisir kasus demi kasus, agar tidak setiap misconduct oleh personel Polri ditangani secara pidana," lanjut pria yang beken disapa dengan inisial ART itu.
Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha (ART) soroti aksi oknum polisi membanting mahasiswa saat pengamanan demonstrasi.
- Surya Saputra Atur Shift ART Saat Lebaran, Ini Alasannya
- Peringati Hari Raya Idulfitri 1446 H, Sultan: Mari Kita Saling Memaafkan dan Mendukung Dalam Pengabdian
- Begini Kronologi dan Motif Sekuriti Tikam Polisi hingga 2 Orang Tewas di Rohil
- Pelaku Penikaman Polisi di Pos Kompleks BMH Bagansiapiapi Ditangkap
- Heboh Penikaman di Karaoke See You Rohil, 2 Orang Tewas, Satunya Polisi
- Kapolri Instruksikan Antisipasi Kejahatan di Stasiun untuk Mudik Lebih Aman