Soroti Darah, CCTV, dan Penembakan di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Trimedya: Kita Semua Buta

Soroti Darah, CCTV, dan Penembakan di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Trimedya: Kita Semua Buta
Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan ikut menyoroti kasus baku tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Trimedya mengaku sudah mendengar hasil rekaman kamera pengawas disita pihak kepolisian. Namun, Korps Bhayangkara tidak membeberkan alasan penyitaan tersebut.

"CCTV punya kompleks diambil. Apa motifnya? Apa motifnya diambil? Apakah yang lalu lalang di jalan biar tidak terlihat mobilnya," ungkapnya.

Sebelumnya, Seno Sukarto selaku ketua RT 005/RW 01 Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, membeberkan persoalan kamera pemantau atau CCTV di kawasan tempat tinggalnya.

Di wilayah RT purnawirawan Polri pangkat bintang dua itu pula terdapat rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo yang menjadi lokasi baku tembak antara Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan Bharada E pada Jumat lalu.

Menurut Seno, warganya memasang CCTV di rumah masing-masing. "(CCTV) di luar itu ditaruh di pos satpam," tuturnya kepada wartawan, Rabu (13/7).

Namun, pensiunan polisi berbintang dua itu mengaku tidak tahu soal kondisi kamera pengawas di rumah dinas tempat Irjen Ferdy Sambo tinggal.

Mantan perwira tinggi (pati) Polri itu juga mempersoalkan penggantian dekoder CCTV di pos satpam kompleks perumahan tersebut.

Pria berusia 84 tahun itu menyebut penggantian dekoder CCTV tersebut dilakukan pada Sabtu (9/7) atau sehari setelah insiden penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Trimedya mengaku belum menerima informasi dari polisi tentang ceceran darah di rumah dinas Irjen Ferdy setelah peristiwa baku tembak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News