Soroti Mutu Pendidikan Indonesia, Ketum PGRI Pakai Frasa 'Gawat Darurat'
Masalahnya, lanjutnya, konsistensi para pengambil kebijakan di pemerintah untuk melanjutkan hal itu dan bukan diganti dengan kebijakan baru. Lantas jika ada kesalahan yang dijadikan kambing hitam guru.
"Bisa tidak para petinggi kita konsisten melanjutkan yang sudah diperbaiki, bukan selalu diganti dan sebagainya. Kemudian dengan enaknya mengatakan ini karena gurunya. Biasanya gurunya yang selalu disalahkan," tegasnya.
Padahal banyak persoalan yang perlu dibenahi untuk menjadikan ekosistem pendidikan lebih baik. Saat ini kondisinya gawat darurat guru. Unifah menyodorkan data bahwa jumlah ASN guru 48 persen selebihnya adalah guru honorer.
Sementara itu, Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat M.Bus., Ph.D berharap melalui TING XIII-FKIP 2021 akan muncul ide-ide dan gagasan baru terkait implementasi literasi digital dan merdeka belajar yang muncul dari penyelenggara pendidikan itu sendiri, seperti guru, dosen, mahasiswa dan tenaga pendidikan atau pemerhati dalam bidang pendidikan.
Literasi digital bukan hanya mengenalkan masyarakat pada media digital atau perangkat digital berbasis internet semata, tetapi juga menganalisis, mengintegrasikan, mengelola, dan mengevaluasi informasi teknologi digital dalam proses pembelajaran. (esy/jpnn)
Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi menyoroti posisi guru yang selalu jadi kambing hitam saat mutu pendidikan anjlok
Redaktur : Friederich
Reporter : Mesya Mohamad
- Menurut Ketum PGRI, Banyak Banget Tantangan Guru Masa Kini
- Supriyani Divonis Bebas, PGRI: Kado Hari Guru Nasional
- Guru Honorer Supriyani Divonis Bebas, Menunggu Pengumuman Kelulusan PPPK 2024
- Tingkatkan Mutu Pendidikan di Bali, Pemda Gandeng Ganesha Operation
- 5 Berita Terpopuler: Menteri Ikut Bicara soal Kasus Guru Honorer Supriyani, KPAI juga Bergerak, Persaingan Keras
- Kasus Guru Supriyani Dituduh Memukul Anak Polisi, KPAI Minta PGRI Tak Lakukan Diskriminasi