Soroti Seleksi Calon Direksi RRI, Pengamat Pakai Frasa ‘Kolonial’
![Soroti Seleksi Calon Direksi RRI, Pengamat Pakai Frasa ‘Kolonial’](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/05/07/pengamat-kebijakan-publik-dari-universitas-trisakti-trubus-r-39.jpg)
Lebih lanjut, Legilastor PKS itu mengatakan sejak Komisi I DPR memutuskan dan memilih Dewas RRI yang baru, pihaknya hingga saat ini belum pernah menerima laporan, audiensi, konsultasi maupun koordinasi.
“Kalau dulu nih, setiap tahapan seleksi selalu dikonsultasikan atau dilaporkan ke Komisi I DPR, nah yang ini kami malah tidak tau," ujar dia.
Sementara itu, mantan Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Freddy Ndolu dalam suatu pernyataannya pada Rabu (10/9/2021), mengingatkan Dewas RRI saat ini untuk bersikap independen dan tak ikut 'main' dalam penjaringan calon Direksi RRI.
“Dulu, kita di Dewas berantam bahkan dulu tegang dukung mendukung Dewas kepada orang tertentu. Itu pelanggaran berat," kata Freddy.
Dia menegaskan seeharusnya Dewas menjaga etika dan kehormatan karena memilih Direksi LPP ini beda jauh dengan memilih direksi di media swasta.
Proses penjaringan calon Direksi RRI menjadi sorotan di sisa beberapa hari pendaftaran calon ditutup.
Pasalnya, tautan pendaftaran calon Direksi RRI yang dipublikasikan di portal rri.co.id tak mudah diakses.
Terkait perubahan batas usia calon direksi, Freddy menuturkan hal itu juga pernah terjadi di masa lampau.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menyoroti proses seleksi calon Direksi RRI dengan menggunakan frasa kolonial.
- 11 Rekomendasi Penyelesaian Honorer, Pemerintah & DPR RI Perlu Mendengar
- Bappenas Minta Tambah ASN & Kantor Baru di Tengah Efisiensi Anggaran, Hillary: Apa Urgensinya?
- Istana Sebut PHK yang Terjadi Bukan Gegara Efisiensi, Tetapi...
- Vonis Harvey Moeis Diperberat, Komisi III DPR: Ini Tamparan untuk Kejaksaan
- Polda Babel Sukses Berantas Geng Motor, Sahroni: Strateginya Patut Dicontoh
- Komisi IV Tunda Pembahasan Efisiensi Anggaran Bareng Mitra, Ini Masalahnya