Sosial Media Rugikan Banyak Perusahaan Asuransi di Australia
Badan utama yang menaungi industri asuransi di Australia mengatakan penggunaan media sosial untuk "menekan" perusahaan asuransi untuk membayar klaim telah merugikan perusahaan dan menyebabkan premi asuransi meningkat.
Campbell Fuller dari The Insurance Council of Australia mengatakan pelanggan yang tidak puas atas penolakan klaim telah mengunggahnya di Twitter dan Facebook dan hal ini telah menyebabkan masalah, termasuk mengancam reputasi perusahaan asuransi.
"Bisa berdampak untuk mendapat pelanggan baru, atau memindahkan pelanggan dari satu perusahaan asuransi ke perusahaan lain," kata Campbell.
"Dan karena biaya tersebut melekat pada bisnis, maka dapat mempengaruhi premi yang dibayarkan pelanggan. Jadi, ini memang berdampak."
"Saat sebuah perusahaan mencoba menjual produk ke pelanggan, maka akan berpengaruh pada peringkat perusahaan di Google, sehingga lebih sulit bagi pelanggan baru untuk menilai perusahaan itu."
Campbell mengatakan tekanan pelanggan atas klaim terkadang mengantarkan pada pembayaran yang tidak semestinya.
"Faktor lain yang mempengaruhi adalah adanya pelanggan yang mengeluh lewat jejaring sosial dan menggunakan jejaring sosial untuk mencoba memanfaatkan perusahaan asuransi," katanya.
"Perusahaan asuransi mungkin merasa berada di bawah tekanan untuk membayar klaim, bahkan jika klaim itu tidaklah adil. Bahkan jika klaim itu sebenarnya tidak sah atau hanya sebagian sah.
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan