Sosialisasi Empat Pilar MPR Lewat Wayang Kulit di Kaki Gunung

"Sosialisasi Empat Pilar MPR ini menggunakan media budaya khususnya wayang kulit karena salah satu cara untuk masuk ke hati masyarakat antara lain menggunakan media seni budaya masyarakat setempat," imbuhnya.
Jazilul mencontohkan seni tari Kuntul di Desa Gringgingsari ini. Tari Kuntul sebenarnya adalah pencak silat tapi disebut tari perjuangan. Tari Kuntul adalah tari perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah.
"Tari Kuntul ini perlu dilestarikan. Ini salah satu cara menumbuhkan rasa memiliki dan bangga masyarakat pada budayanya," tuturnya.
Menurut Jazilul, sosialisasi Empat Pilar MPR melalui metode pagelaran seni budaya cukup efektif karena bisa menyampaikan pesan-pesan Empat Pilar kepada masyarakat.
"Saya yakin dengan metode ini akan lebih efektif. Dan bisa menggairahkan pegiat budaya. Kalau seni budaya tidak sering dipentaskan seni budaya itu bisa punah. Sama seperti wayang. Kalau tidak digunakan sebagai media penyampai pesan lama-lama bisa punah diganti dengan media lain," katanya.
Sementara itu Kepala Biro Humas MPR RI Siti Fauziah mengungkapkan hampir 30 tahun tidak ada pagelaran wayang kulit di Desa Gringgingsari. Karena itu masyarakat desa ini antusias menyaksikan pementasan wayang kulit.
"Saya lihat penonton sangat banyak karena sudah kangen dengan pagelaran wayang kulit," katanya.
Dalam pagelaran ini MPR bekerjasama dengan Gerakan Remaja Mandiri (Geram) Desa Gringgingsari.
Sosialisasi Empat Pilar di Desa Gringgingsari yang terletak di daerah pegunungan ini dihadiri Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pimpinan MPR Respons soal Terbitnya Inpres Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
- Ketua MPR: Tindakan Kelompok Radikal Bisa Ciderai Perjuangan Rakyat Palestina
- Gala Premiere Film Pinjam 100 The Movie Sukses, Bamsoet: Bisa jadi Cermin Generasi Muda