Sosialisasi KPU tentang Pileg Tak Maksimal
Kemudian, alat peraga kampanye (APK) juga dianggap paling membantu setelah kegiatan langsung.
Meski tidak bertatap muka seperti pada kegiatan sosialisasi secara langsung, APK setidaknya bisa mendorong warga untuk mengetahui sosok caleg yang bisa dipilih saat pencoblosan.
Apalagi, setelah melihat APK, warga di era media sosial seperti saat ini bisa mengecek rekam jejak caleg yang bersangkutan lewat pencarian di website.
Namun, selama woro-woro berbentuk APK tidak banyak terpasang, tingkat kesadaran masyarakat akan rendah.
Selain APK, pelarangan iklan di media membuat warga minim pengetahuan soal caleg. Dari hasil survei, informasi terkait pemilu dari media cetak paling banyak diketahui warga.
Karena itu, sejumlah caleg menyarankan KPU untuk membuat terobosan agar sosialisasi bisa lebih maksimal.
''Makanya, dalam waktu yang sempit ini, bagaimana cara KPU agar masyarakat memahami tanggung jawab sebagai warga negara untuk memilih, mumpung ada momentum,'' jelas politikus PDIP Syaifuddin Zuhri kemarin.
Dia menambahkan, jangan sampai pada waktu kampanye dan sosialisasi yang cukup singkat ini KPU hanya fokus pada penegakan terhadap pelanggaran.
Sebanyak 68 persen responden menganggap kegiatan sosialisasi KPU belum cukup untuk meningkatkan kesadaran warga menjelang pelaksanaan pileg.
- Maximus dan Peggi Klaim Kemenangan di Mimika
- Sebegini Petugas KPPS yang Wafat pada Pilkada Serentak 2024
- Banyak Orang Jakarta Golput saat Pilgub, KPU DKI Bakal Evaluasi
- 287 TPS Kembali Gelar Pemungutan Suara Hari Ini
- KPU Pastikan Petugas KPPS yang Meninggal di Karawang Dapat Santunan
- Pilgub Jakarta 1 atau 2 Putaran? Begini Penjelasan KPU DKI