Sosialisasi Sadar Risiko, Dimas Syailendra: Kami Tidak Mengusik Kepentingan Pihak Lain
jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo) gencar melakukan sosialisasi pada masyarakat terkait berbagai macam risiko yang bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Masindo Dimas Syailendra Ranadireksa mengatakan sejak dini manusia harus diberi sosialisasi soal budaya sadar risiko karena menyangkut kehidupan mulai dari bangun pagi hingga tidur di malam hari.
Budaya sadar risiko adalah sebuah kondisi di mana kita menyadari bahwa kita selalu dikelilingi oleh berbagai risiko.
Kita juga menyadari bahwa setiap tindakan, keputusan, dan aksi yang kita lakukan berpotensi mendatangkan risiko, baik besar maupun kecil,” ujar Dimas dalam podcast yang ditayangkan akun JPNN.com di YouTube.
Menurut Dimas, masyarakat terkadang menyepelekan soal sadar risiko padahal hal tersebut sangat penting bagi kelanjutan dan keselamatan hidup.
Dia menyontohkan masalah penggunaan helm yang diciptakan untuk keselamatan pengendara maupun penumpangnya. Namun, masyarakat menyepelekan penggunaan helm dan hanya akan memakainya untuk menghindari tilang dari polisi lalu lintas.
“Hal itu menunjukkan bahwa kesadaran risiko yang dimiliki pengemudi tersebut masih rendah. Seharusnya cara berpikir kita dimulai dengan nanti gimana, bukan gimana nanti sehingga kita menyadari ada risiko yang terjadi dalam setiap keputusan,” sambung Dimas.
Saat ini, Masindo juga fokus menyosialisasikan sadar risiko terkait kebiasaan merokok yang bisa mengganggu kesehatan baik untuk si perokok maupun orang sekitarnya.
Masindo mendorong masyarakat untuk selalu sadar risiko termasuk risiko kesehatan akibat dampak dari merokok.
- Ingin Berhenti Merokok? Segera Beralih ke Tembakau Alternatif
- Dr. Cashtry Sebut Beberapa Langkah Penting Untuk Kurangi PTM di Kota Medan
- Hasil Riset: Perokok Beralih ke Tembakau Alternatif Mengalami Peningkatan Kesehatan Gusi
- Universitas Padjadjaran dan Universitas Catania Kaji Pengurangan Bahaya Tembakau Alternatif
- Zonasi Penjualan Rokok Dinilai Bakal Jadi Pasal Karet
- APHRF 2024: Perokok Berhak Mengakses Produk Tembakau Alternatif yang Lebih Rendah Risiko