Sosialisasikan KUR Pertanian di Batang, Kementan Dorong Industrialisasi dengan Sasaran Ekspor

Indah juga menyarankan agar mengambil KUR Supermikro.
“Kalau bisa ambil KUR yang supermikro, selain tanpa agunan produk ini juga bunganya nol persen. Jadi pinjam Rp 10 juta, ya kembalikannya juga Rp 10 juta,” kata Indah.
Ia berharap Kabupaten Batang dapat menjadi role model dan percontohan untuk daerah-daerah lain, dengan pola koperasi tersebut.
“Harapannya, koperasi tani yang ada di Kabupaten Batang ini mendapatkan permodalanan. Kemudian karena konsep koperasi ini adalah gotong royong, fasilitas permodalan yang nanti didapat dapat dikelola bersama untuk industrialisasi di sektor pertanian,” pungkas Indah.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa kelompok tani yang berbentuk koperasi, perwakilan Bank BRI, serta para offtaker.
Pada kegiatan tersebut dilaksanakan penandatanganan MoU antara koperasi dan offtaker tentang pemasaran komoditas hasil panen yang dibudidaya petani-petani yang tergabung dalam koperasi tersebut.
Ada sembilan komoditas yang nantinya akan dipasarkan oleh offtaker.
Kesembilan komoditas tersebut adalah nilam, sereh wanig, kakao, ubi jalar, jagung, jahe, bawang merah, bawang putih dan edamame.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Susilo Heru W menyatakan, beberapa komoditas tersebut bahkan sudah ada yang memenuhi standar pasar internasional.
Menurut Syahrul Yasin Limpo, Saat ini Kementan terus berinovasi untuk menghasilkan produk yang sesuai standar negara tujuan ekspor, sehingga target gerakan tiga kali ekspor (gratieks) bisa terealisasi dengan segera.
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tj Priok, Ketum INSA Bilang Begini
- Porang Jadi Andalan Baru Sidrap, Ekspornya Sampai Eropa
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT