Sosok Ali Fauzi yang Kini Sibuk Sebarkan Deradikalisasi

ABC News: Phil Hemingway
Ini pertanda reformasi kembalinya mereka pada ideologi negara yang sebelumnya mereka hindari.
Keponakan Ali Fauzi, Mahendra (32 tahun), turut membantu menaikkan bendera.
Dia adalah anak Amrozi, yang sebelum eksekusi dijuluki sebagai "smiling assassin".
"Rasanya seperti baru kemarin ayahku tersenyum di depanku," kata Mahendra, yang mengakui sebelumnya penuh dengan kebencian dan kemarahan.
"Siapa yang tidak marah jika orangtua mereka tertembak?" katanya mengenai eksekusi ayahnya oleh regu tembak.
"Katakanlah ayahku salah atau benar. Sebelum dia dikuburkan, aku bisa melihat luka tembak itu. Itu yang membuatku sangat marah," katanya.
Mahendra mengakui bahwa sampai beberapa waktu lalu, dia masih memiliki keinginan untuk membalas dendam atas eksekusi ayahnya.
Ali Fauzi selalu menyadari bahwa dia dan saudara-saudaranya berbeda dari anak-anak lain di desa tempat tinggalnya di Jawa Timur.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia