Sosok GKR Mangkubumi di Mata Anak-anak Sultan HB X Lainnya
Penyuka Tempe Busuk Itu Dianggap Sosok Pemberi Solusi

Namun ketika terus didesak, akhirnya Sang Ratu mau angkat bicara, termasuk penobatan nama barunya menjadi GKR Mangkubumi. Diakuinya dengan perubahan nama tersebut membawa konsekuensi dan tanggung jawab yang lebih berat.
“Dengan nama Mangkubumi ini, punya tanggung jawab yang berat, saya masih menyesuaikan,” terangnya.
Menurut dia, meski namanya berubah, belum ada perubahan tugas di dalam Keraton Jogja. Dirinya masih bertugas untuk membantu GBPH Yudhaningrat di Penghageng Manggala Yudha Kraton Jogja. Tugasnya juga masih sama, yaitu nguri-nguri kebudayaan, serta menjaga makam dan petilasan, tarian Keraton Jogja.
“Tugas baru belum disampaikan,” tandasnya.
Dia berterus terang bahwa dirinya bersama para adik-adiknya masih membutuhkan bantuan dari para Rayi Dalem untuk mengajari dan membimbing dalam tugas-tugasnya di Keraton Jogja.
“Saya masih baru, masih butuh bantuan Romo-romo untuk mengajari,” jelasnya.
Terkait pro kontra setelah keluarnya Sabdaraja dan Dawuhraja, yang juga melibatkan para Pangeran tersebut, GKR Mangkubumi mengaku hal itu wajar. Tetapi dirinya mengatakan hanya menjalankan dawuh dari Allah SWT melalui ayahnya.
“Saya hanya menjalankan dawuh Gusti Allah yang melalui Ngarso Dalem, bapak saya. Saya akan pegang amanah tersebut,” terangnya.
GUSTI Kanjeng Ratu (GKR) Pambayun telah dinobatkan sebagai Putri Mahkota Keraton Jogjakarta. Hal itu ditetapkan dalam acara Dawuhraja pada Selasa
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu