'Sosok Islami' Diperebutkan Jelang Pilpres 2019
Jelang penutupan pendaftaran calon presiden dan wakil presiden 10 Agustus 2018, perpolitikan di Indonesia semakin dinamis dengan sejumlah kelompok Islam yang menawarkan nama-nama untuk dijadikan calon pasangan.
Salah satunya adalah Persaudaraan Alumni 212 yang tergabung dengan Koalisi Keumatan yang merapat ke Partai Gerindra dibawah pimpinan Prabowo Subianto.
Lewat sebuah Forum Ijtima Ulama, kelompok ini mengeluarkan nama Ketua Majelis Syuro, PKS Salim Asegaf Aljufri dan pendakwah Ustadz Abdul Somad.
Sementara di kubu Joko Widodo hingga saat ini, selain ada Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Pembangunan yang juga berisi ulama dan cendikiawan Muslim, sejumlah nama tokoh Islam yang dianggap kuat sudah disebut-sebut menjadi calon wakil presiden.
Meski mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim dan kebanyakan calon-calon pemimpin yang diusung pun beragama Islam tapi tetap ada sejumlah kelompok yang menganggap mereka 'kurang Islam', sehingga perlu menggandeng sosok 'Muslim yang kuat'.
Photo: Ustadz Abdul Somad dianggap tokoh populis sebagai pendakwah yang akrab dengan banyak umat Islam di Indonesia. (Foto: Facebook Ustadz Abdul Somad)
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan dari Universitas Padjajaran, Dr Muradi mengatakan kepada ABC hal ini disebabkan oleh tren perpolitikan global yang sedang terjadi belakangan ini, seperti kemunculan gerakan ultranasionalis di negara-negara barat.
"Dua isu yang paling mudah untuk mempermainkan perasaan publik adalah etnis dan agama," ujar Dr Muradi yang mengakui adanya perpecahan di masyarakat, termasuk di kalangan Muslim sendiri.
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia