Sosok Korban Teror Melbourne Dirindukan Pelanggannya, Termasuk dari Indonesia
ABC Indonesia pernah bertemu dan berbincang dengan Sisto saat membawa sejumlah jurnalis dari Indonesia untuk program Jelajah Australia di bulan September 2015.
Saat berkunjung ke kedai tersebut Sisto menceritakan bentuk kedainya masih sama saat ia pertama kali memberlinya di tahun 1974 bersama rekannya, Nino Pangrazio.
Kedai kopi yang berada di jalan Bourke St dekat gedung parlemen Victoria ini diperkirakan telah berdiri di tahun 1950-an.
Suasana antik begitu terasa saat Anda masuk ke dalamnya. Dengan lantai hitam putih layaknya papan catur, dinding yang dipenuhi kaca.
Tak seperti kedai kopi modern, para pengunjung duduk di atas kursi-kursi tinggi berjajar yang menghadap meja kayu yang panjang memenuhi kedua sisi ruangan
Photo: Suasana di dalam salah satu kedai kopi tertua di Melbourne, Pellegrini's (Foto: Detik News, Nograhany WK)"Kami tidak mengubah cita rasa kopinya," ujar Sisto saat itu. "Saya berubah, Anda berubah, tapi apakah kafe ini juga harus berubah?"
Dinding dan rak dipenuhi oleh sejumlah poster-poster dan barang-barang yang lengkap dengan tanda tangan pesohor dunia.
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan