Sosok Reformis yang Berbeda

Sosok Reformis yang Berbeda
Sosok Reformis yang Berbeda
PRI mempertahankan kekuasaan dengan cara korupsi dan penipuan besar-besaran terhadap rakyat, sehingga peraih Nobel Laureate dari Peru, Mario Vargas Llosa melabeli rezim PRI dengan sebutan “kediktatoran yang sempurna”.

PRI memang cenderung oportunis, bukan sejenis partai yang disetir dengan ideologi. Namun PRI mengaku bahwa ia bagian dari entitas kekiri-kirian. Kesuksesan pemerintahan PRI tidak lain karena mereka memberikan kebebasan kepada serikat buruh sebagai imbalan atas dukungan yang mengalir ke tubuh PRI dalam pemilihan umum.

Sebaliknya, PRI juga menciptakan jutawan seperti Carlos Slim melalui privatisasi perusahaan, salah satunya perusahaan telepon nasional Meksiko, Telemex pada tahun 1990. Privatisasi ini beserta virtual monopoli pasar telekomunikasi di Meksiko sebesar USD 30 miliar per tahunnya adalah tambang kekayaan Slim. Saat ini Slim dijuluki sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan USD 73 miliar.

Inilah mengapa kemudian masyarakat Meksiko menyambut kemenangan Peña Nieto dengan rasa was-was. Akankah ini mengembalikan mereka kepada masa lalu yang suram?

MENILIK jejak pendapat yang baru-baru ini keluar, jika memang hasilnya benar, maka bisa jadi pemerintahan Indonesia akan didominasi oleh dua partai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News