Soto Kadipiro Yogyakarta, Dari Kolonial ke Milenial

jpnn.com, YOGYAKARTA - Warung Soto Kadipiro yang terletak di Jalan Wates No. 33, Dukuh Kadipiro, Bantul, Yogyakarta selalu ramai dikunjungi konsumen dari dahulu sampai sekarang.
Meski dari luar tampak biasa saja, warung tersebut punya magnet tersendiri.
Soto Kadipiro bukan sekadar makanan, tetapi tentang rasa yang tetap dijaga dengan baik.
Dari segi tampilan, Soto Kadipiro tampak tidak ada beda dibanding soto kebanyakan.
Akan tetapi, Soto Kadipiro dari segi bahan ternyata menggunakan ayam kampung asli, termasuk untuk urusan kaldu.
Hal tersebut membuat rasa Soto Kadipiro tetap terjaga sejak berdiri hingga sekarang.
Usaha Soto Kadipiro dimulai sejak Indonesia masih pada zaman kolonial, 1928 silam.
"Didirikan oleh kakek saya yang bernama Tahir Kartowijoyo. Beliau mengelola warung Soto Kadipiro ini sampai 1975," kata penerus usaha Soto Kadipiro Hendy Suharli, Rabu (15/12).
Selain gudeg, Soto Kadipiro menjadi salah satu menu kuliner favorit di Yogyakarta. Begini faktanya.
- Kuliner Khas Blora 'Depot Sameen' Terinspirasi Pahlawan Lokal Hadir di Blok M
- Koepoe-Koepoe Latih UMKM Kuliner, Ada Chef Fatmah Bahalwan Bagikan Resep Andalan
- Buka Cabang di Jakbar, Warkop Medan Hadirkan Beragam Kuliner, Harga Mulai Rp10 Ribuan
- Destinasi Kuliner Bernuansa Indonesia Hadir di Lippo Mall Nusantara
- BlueBand dan BNI Berkolaborasi Mengembangkan UMKM
- Berburu Kuliner Sambut Ramadan di Pasar Malam Dugderan 2025