Soto Kadipiro Yogyakarta, Dari Kolonial ke Milenial

Soto Kadipiro Yogyakarta, Dari Kolonial ke Milenial
Pelayan mempersiapkan pesanan Soto Kadipiro, Rabu (15/12). Foto: M. Sukron Fitriansyah/JPNN.com

Harli, sapaan akrabnya, merupakan generasi ketiga yang menjalankan usaha Soto Kadipiro.

"Setelah kakek saya meninggal, lalu diteruskan bapak saya sampai 2010," imbuhnya.

Setelah 2010, usaha Soto Kadipiro diteruskan oleh Harli bersama tiga saudara kandung.

Pria berambut gondrong itu kemudian membeberkan fakta soal cabang Soto Kadipiro.

Menurutnya, istilah cabang tersebut sebetulnya tidak ada.

Tiga warung Soto Kadipiro yang berada di sekitar lokasi asli merupakan usaha dari saudara bapaknya.

"Semua Soto Kadipiro yang ada di Jogja itu, mesti ada darahnya mbah saya," terangnya.

Soto Kadipiro selalu ramai dikunjungi konsumen dari berbagai kalangan, seperti pejabat, artis, kaum milenial, dan sebagainya.

Selain gudeg, Soto Kadipiro menjadi salah satu menu kuliner favorit di Yogyakarta. Begini faktanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News