Spanduk Luhut Capres 2026, Pengamat Bilang Hanya Sindiran, Nih Alasannya
jpnn.com, JAKARTA - Spanduk dukung Luhut Binsar Pandjaitan sebagai calon presiden 2026 dipasang di salah satu jembatan penyeberangan orang (JPO), Jakarta Timur beberapa hari lalu.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago justru menilai adanya spanduk tersebut sebagai bentuk sindiran.
Pasalnya, tulisan di spanduk itu berbunyi Luhut sebagai capres pada 2026. Hal ini sesuai dengan pernyataan Luhut sebelumnya yang mengatakan ada wacana penundaan pemilu 2024.
“Itu sebenarnya sindiran politik, tidak serius tetapi pesannya sampai karena Luhut ingin menunda pemilu 2024, kemudian ditulis 2026,” ucap Pangi saat dihubungi JPNN.com, Rabu (16/3).
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting berpendapat, tidak mungkin ada masyarakat yang mendukung Luhut untuk menjadi presiden.
Alasan kuatnya karena elektabilitas Menko Kemaritiman dan Investasi tersebut sangat rendah dibanding tokoh yang lainnya. Dia juga tak mungkin didukung oleh partai tertentu.
“Elektabilitasnya rendah sekali. Partai apa juga yang mendukung, kan. Kalau Golkar pun itu rendah sekali dukungannya untuk Luhut. Tidak ada daya jual,” kata dia.
Selain tak memiliki ‘daya jual’, Pangi juga menilai Luhut selama ini banyak tak disukai masyarakat.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago justru menilai adanya spanduk tersebut sebagai bentuk sindiran.
- Deddy Sitorus Ungkap Anomali dari Banyaknya Spanduk yang Serang PDIP
- Baliho & Spanduk Dirusak, Dukungan ke Paslon AMAn Justru Kian Banyak
- Mahyeldi Diinginkan Lagi Jadi Gubernur Sumbar versi Survei Voxpol
- Pak Luhut Dapat Tambahan Jabatan Khusus, Selamat
- Kemarin Sudah, Hari Ini juga, Luhut Dapat 2 Jabatan di Pemerintahan Prabowo
- Bahlil Ungkap Alasan Luhut Masuk Dalam Pemerintahan ke Pemerintahan Prabowo-Gibran