Sperma Pria Depresi Bisa Pengaruhi Keturunannya

Sperma Pria Depresi Bisa Pengaruhi Keturunannya
Sperma Pria Depresi Bisa Pengaruhi Keturunannya

Ia lantas menyambung, "Jadi, jika Anda membayangkan genom menjadi sebuah orkestra dan instrumen adalah gen-nya, dan musisi adalah epigenetik dan bersama-sama mereka menciptakan sebuah simfoni.

"Jadi epigenetik menentukan di mana gen diaktifkan dan dinonaktifkan, itulah sebenarnya.”

"Dan kami menemukan perubahan dalam sperma yang mengubah perilaku pada keturunannya dengan cara yang relevan dengan depresi dan gangguan kecemasan dan ini memiliki implikasi besar bagi kesehatan masyarakat," Prof Anthony Hannan.

Generasi kedua juga terkena dampaknya

Profesor Anthony mengatakan, mengukur tingkat kecemasan pada tikus dilakukan dengan menempatkan mereka ke dalam labirin di mana tikus harus memilih antara berada di sisi gelap atau di sisi terang.

"Mereka nokturnal sehingga mereka benar-benar lebih memilih sisi gelap, dan tikus yang lebih cemas akan menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang gelap,” terangnya.

"Atau Anda bisa menempatkan mereka di ruang lain di mana mereka bisa pergi keluar pada birai terbuka atau mereka bisa tinggal di bagian yang lebih terlindung dari labirin, dan sekali lagi itu hanya tes lain dari kecemasan dan dalam kedua tes ini, keturunannya menunjukkan disposisi untuk menjadi lebih cemas dalam tes tersebut," ungkap sang ilmuwan.

Profesor Anthony mengatakan, mereka fokus pada sang ayah karena peneliti telah mengetahui untuk sementara waktu bahwa pengalaman ibu dan gaya hidup memiliki dampak besar pada anak-anak mereka.

Para peneliti Australia menemukan, pria yang tertekan bisa mewariskan kecemasan dan depresi kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka melalui sperma

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News