Spirit Ekonomi Mandiri JK-Win dan Mega-Pro Bersaing
Senin, 25 Mei 2009 – 21:40 WIB
Buktinya, sejumlah blok migas potensial dikuasai asing. Misalnya, Blok Cepu, Bojonegoro diekplorasi ExxonMobil. Potensi minyak Cepu saat produksi puncak menembus 156 ribu barel per hari, atau sekitar 17% lebih dari produksi minyak nasional sekarang, 950 ribu barel per hari.
Revrisond mengakui, kontrak migas di era reformasi sudah lebih baik dibanding era Orde Baru Soeharto. Dulu, asing menerima jauh lebih besar dibanding pemerintah. Contohnya, kontrak Cepu oleh ExxonMobil. Negara mendapat bagian 85%, pemda di mana lokasi sumber migas itu dieksploitasi sebesar 1,5%, PT Pertamina 6,75%, dan ExxonMobil 6,75%.
Hanya saja, diakui Revrisond bahwa UU Migas yang menyebutkan kontraktor yang mengeksploitasi minyak boleh memasarkan produksinya maksimal 25% ke pasar domestik, dan sisanya bisa diekspor, menunjukkan adanya ketidakberpihakan pada Kepentingan nasional. Sebab, hasil produksi minyak nasional bisa saja sebagian besar diekspor dengan menafikan kebutuhan minyak domestik.
"Kami telah mengajukan yudicial review ketentuan pelepasan harga BBM di pasar domestik ke MK. Alhamdulillah usaha kami dikabulkan MK," terangnya.
JAKARTA- Ekonomi nasional belum sepenuhnya bisa lepas dari bantuan dana asing. Hanya saja, pemimpin ke depan yang dipilih pada pilpres mendatang,
BERITA TERKAIT
- Sapa Warga Purwokerto, Jokowi dan Cagub Ahmad Luthfi Ngopi Bareng di Mal
- Borok Moral Persepi Terbongkar, Dewan Etik Punya Peran Ganda
- Jaringan Pemantau Pemilu Kembali Desak DKPP Pecat Pimpinan KPU & Bawaslu Lahat
- Ingin Warga Jakarta Sejahtera, Aliansi Masyarakat Sunda Dukung Pram-Doel
- Ribuan Pemuda Indonesia Center Deklarasi Dukungan kepada Ridwan Kamil
- Indah Amperawati Siap Wujudkan Pemerataan Pembangunan di Lumajang lewat Program Dana Dusun