Spirit Ekonomi Mandiri JK-Win dan Mega-Pro Bersaing

Spirit Ekonomi Mandiri JK-Win dan Mega-Pro Bersaing
Spirit Ekonomi Mandiri JK-Win dan Mega-Pro Bersaing
Komitmen pemerintah Di sektor migas, sejumlah persoalan di era pemerintahan SBY-JK masih tersisa.Di antaranya, kebijakan pemerintah menyerahkan Blok Cepu kepada ExxonMobil (Amerika  Serikat). Kebijakan ini potret pro kepentingan kapitalis raksasa  negeri Paman Sam. Bahkan dicurigai adanya intervensi pemerintah Amerika Serikat.

Bukan itu saja, penjualan hasil eksploitasi gas di Blok  Tangguh, China dan Korea Selatan. Harga gas yang dijual kepada China dinilai terlalu murah, karena dijual hanya USD 3,4 per MMBTU dan USD 3,8 per MMBTU. Padahal, dibandingkan kilang lain, harga mencapai USD 20 dolar per  MMBTU pada harga minyak USD 110 per barel.

Proyek gas Tangguh,  Papua dikerjakan konsorsium yang dipimpin perusahaan migas asal  Inggris, BP Plc. Adalagi blok D-Alpha Natuna perkiraan kandungan gas 46 TCF (Triliun Cubic Feet). Di mana, perolehan pemerintah sangat tidak wajar dari eksplorasi ExxonMobil yang sudah berlangsung 25 tahun lebih.

"Potensi alam yang luar biasa harusnya bisa jadi modal kemandirian  ekonomi nasional. Sekarang tinggal duet kepemimpinan nasional mana  yang terpilih nanti. Boleh saja pemodal asing masuk, tapi jangan  sampai menabrak konstitusi. Sebab, yang sekarang ini banyak rambu- rambu konstitusi ditabrak pemerintah sendiri ketika kepentingan  pemodal asing masuk," tegas Revrisond.

JAKARTA- Ekonomi nasional belum sepenuhnya bisa lepas dari bantuan dana asing. Hanya saja, pemimpin ke depan yang dipilih pada pilpres mendatang, 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News