Spirit Farroupilha Tak Pernah Padam
Laporan TATANG MAHARDIKA dari Porto Alegre
jpnn.com - CORETAN di tembok Stasiun Mercado, Porto Alegre, itu cukup mencolok. Ditulis dengan piloks merah marun, bunyinya menohok: policia fascista! Polisi fasis. Terdapat pula 26 cap lima jari berwarna biru. Itu mungkin dimaksudkan sebagai dukungan terhadap manifesto singkat di dinding kusam bangunan yang berdiri sejak 1869 tersebut
Kalau tulisan tersebut ditemukan di Sao Paulo, itu mungkin hanya luapan kekecewaan anak-anak muda setempat karena dihalau saat main skateboard. Seandainya ada pula coretan serupa di Rio de Janeiro, barangkali saja itu dilakukan sekumpulan mahasiswa yang marah karena ditangkap saat tengah mabuk.
Tapi, itu terjadi di Porto Alegre, ibu kota Grande do Sul, negara bagian paling “kiri” di Brasil yang tak pernah lelah melahirkan perlawanan terhadap establishment. Mulai pemberontakan, pemogokan, hingga pengakuan terhadap kaum yang termarginalkan secara sosial.
Karena itu, mau tak mau coretan tersebut bermakna amat politis. Apalagi ditorehkan di kawasan centro historico, persis di seberang Praca Montevideo tempat para aktivis sosial dan politik biasa berkumpul, dan sekitar satu blok dari Museo do Trabalho (Museum Buruh), penanda patriotisme kaum pekerja.
“Kami memang biasa berkumpul di sini, mengorganisasikan demonstrasi atau sekadar berdiskusi,” kata Jenina dos Santos Pinto, aktivis perempuan yang menggelar diskusi di Praca Montevideo.
Kolega Jenina, Antonio Soares, seorang aktivis gay-lesbian, mengatakan, banyak aktivitas yang lantas bermuara pada perubahan lanskap politik dan sosial Brasil lahir dari Praca Montevideo dan kawasan centro historico. “Termasuk dari diskusi-diskusi kecil seperti ini,” katanya.
Dari rahim Porto lahir tak hanya sederet pesepak bola hebat lewat dua klub kebanggaan mereka, Gremio dan Internacional. Tapi, juga gebrakan politik dan sosial mengejutkan yang lantas ditiru di mana-mana.
Pada Maret 2004, misalnya, Rio Grande do Sul resmi menjadi negara bagian pertama di negeri dengan 98 persen penduduknya pemeluk Katolik itu yang mengakui persamaan hak sipil kaum gay dan lesbian. Jadi, pasangan homoseksual berhak melangsungkan pernikahan secara sah di mata hukum.
CORETAN di tembok Stasiun Mercado, Porto Alegre, itu cukup mencolok. Ditulis dengan piloks merah marun, bunyinya menohok: policia fascista! Polisi
- Persiapan Piala AFF 2024, PSSI Panggil 31 Pemain, Ini Daftarnya
- Persib Berterima Kasih Kepada Liga 1 dan Bali United
- Bangkit dari Cedera, Fadillah Arbi Optimistis Raih Poin di Seri Pamungkas JuniorGP 2024
- Fakta-Fakta Menarik 33 Pemain Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024
- Piala AFF 2024: Shin Tae Yong Panggil 4 Muka Baru ke Timnas Indonesia
- Daftar 33 Pemain Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024, Ada 7 Nama Abroad