Sri Edi Swasono: Orang Batak Harus Tegas
Selasa, 09 November 2010 – 07:38 WIB

Sri Edi Swasono: Orang Batak Harus Tegas
GURU Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sri Edi Swasono, mengaku heran dengan Direktur Indonesian Resources Studies (Iress), Marwan Batubara. Kendati lahir di Delitua, Sumatera Utara, Marwan dinilai tak memiliki ciri khas orang Batak yaitu keras dan tegas.
Lihat saja pilihan kata-kata yang dilontarkan Marwan pada diskusi ”Investasi Asing dalam Perspektif Nasionalisme Ekonomi,” yang diselenggarakan Lembaga Kajian Kebijakan Teknologi dan Industri Tenov. Marwan bilang, UU Migas No.22/2001 harus direvisi. Di bagian lain, Marwan mengatakan kebijakan ekonomi nasional tidak sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945.
Baca Juga:
Menurut Sri Edi Swasono, sebagai orang Sumatera, Marwan seharusnya mengucapkan UU Migas harus dibatalkan sebagai pengganti kata harus direvisi dan kebijakan ekonomi nasional melanggar Pasal 33 UUD 1945 sebagai pengganti kata tidak sesuai. ”Ini kata-kata yang lebih tegas, sesuai dengan ciri orang Batak,” kata menantu mantan Wapres pertama Indonesia Bung Hatta itu di Jakarta, Senin (8/11).
Karena itulah, Sri Edi menilai, Marwan lebih mirip orang Solo, Jawa Tengah, yang terkenal lembut, ketimbang orang Batak. ”Oke Mar, jangan begitu lagi ya. Orang Batak harus tegas,” kata Sri Edi. Mendengar ucapan seniornya, Marwan yang juga Ketua Komite Penyelamat Kekayaan Negara itu hanya bisa tersenyum. (reg)
GURU Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sri Edi Swasono, mengaku heran dengan Direktur Indonesian Resources Studies (Iress), Marwan Batubara.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali
- Kubu Ted Sieong Pertanyakan Motif Jaksa Tak Hadirkan Nama-nama Dalam BAP
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan
- KPK Telusuri Aset Wali Kota Semarang Hevearita, Potensi Penyitaan Menguat
- Pemerintah Tekankan Kebijakan Kontrol GGL, Cegah Risiko Penyakit Kardiovaskular
- 1,5 Tahun Jabat Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana: Pusing, Banyak Permasalahan