Sri Lanka Usut Dugaan Konspirasi terkait Serangan Antimuslim
jpnn.com, COLOMBO - Pemerintah Sri Lanka berupaya keras menangani serangan antimuslim di Distrik Kandy yang pecah sejak Senin (5/3) lalu.
Setelah menetapkan status darurat nasional, kini Presiden Maithripala Sirisena membentuk komite yang bertugas menyelidiki insiden tersebut.
Komite terdiri dari tiga orang yang semuanya adalah pensiunan hakim. Mereka diharapkan bisa mengungkap adakah konspirasi di balik kekerasan yang terjadi.
Penegakan hukum saat terjadi kekerasan di Kandy memang patut dipertanyakan. Sebab, meski status darurat nasional diberlakukan sejak Selasa (6/3), pembakaran tetap terjadi.
Padahal, polisi dan tentara bersenjata dikerahkan dalam jumlah besar ke Distrik Kandy. Sejak Kamis (8/3) hingga Jumat pagi (9/3), setidaknya enam properti milik warga muslim dibakar.
Juru Bicara Kabinet Dayasiri Jayasekara juga mengakui bahwa di beberapa tempat polisi telah gagal menjalankan tugas untuk mengamankan situasi.
Selain komite yang ditunjuk presiden, pihak kepolisian berupaya menyelidiki situasi di Kandy. Saat ini mereka tengah menginvestigasi sepuluh tersangka yang dituding sebagai para pemimpin kelompok yang melakukan kerusuhan.
Selain mereka, ada 65 orang lainnya yang ditangkapi di berbagai penjuru Distrik Kandy. ”Kami tengah menyelidiki siapa yang mendanai mereka, apa yang mereka rencanakan,” terang Ruwan Gunasekara, juru bicara kepolisian, seperti dilansir Reuters.
Pemerintah Sri Lanka berupaya keras menangani serangan antimuslim di Distrik Kandy yang pecah sejak Senin (5/3) lalu
- Dunia Hari Ini: Sri Lanka Punya Presiden Baru
- UBL dan Sri Lanka Kolaborasi Wujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
- Putu Rudana Minta KBRI di Sri Lanka Fasilitasi Pemulangan PMI Asal Bali Korban TPPO
- Terima Kunjungan Dubes Sri Langka untuk Indonesia, Begini Harapan Menaker Ida Fauziyah
- Nonton Dokumenter soal Kerusuhan Agama, Mahasiswa India Ditangkap Polisi
- Harga BBM Naik, DPR Serukan Jaga Ketahanan Energi, Agar Tak Seperti Sri Lanka