Sri Mulyani Angkat Bicara soal Pelemahan Rupiah, Ada Tekanan Agak Panas
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan penguatan USD Amerika Serikat telah memukul semua mata uang di dunia, termasuk rupiah.
Menurutnya, pelemahan itu dipicu naiknya suku bunga bank sentral Amerika Serikat yang dilakukan The Federal Reserve (The Fed) beberapa waktu lalu.
"Indeks USD mengalami penguatan hingga 110. Artinya, dolar menguat berarti lawan mata uang lainnya mengalami depresiasi. Makin kuat USD berarti lawannya melemah," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (26/9).
Selain itu, lawan dari mata uang lain di negara-negara berkembang juga mengalami depresiasi, menandakan bukan hanya Indonesia saja yang mengalami hal tersebut.
"Sebelumnya, sudah cukup mereda lalu kembali mengalami gejolak terutama pada September, Indeks saham global yang awalnya mulai pulih, juga terkoreksi lagi," ungkap Sri Mulyani.
Lebih lanjut, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi di kisaran 3 - 3,25 persen dan diproyeksikan hingga akhir tahun suku bunga The Fed akan naik mencapai 4,4 persen.
Karena itu, akhirnya membuat terjadinya aliran modal asing keluar (capital outflow) dari negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.
Sri Mulyani mengatakan kondisi tersebut membuat nilai mata uang negara-negara berkembang kian melemah karena tertekan USD.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan penguatan dolar Amerika Serikat telah memukul semua mata uang di dunia, termasuk rupiah.
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Sri Mulyani Buka-bukaan soal Peluang APBN Perubahan, Permintaan Prabowo?
- Sri Mulyani Akui Kemenangan Donald Trump Punya Pengaruh Besar
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia