Sri Mulyani Bicara soal Tren Perekonomian Global, Dunia Tak Baik-Baik Saja
Adapun dari sisi inflasi, IMF memproyeksikan laju inflasi akan mengalami tren penurunan.
"Inflasi dunia diperkirakan mencapai 7,0 persen pada 2023, dengan inflasi Amerika Serikat sebesar 4,5 persen dan negara berkembang sebesar 8,6 persen," kata Menkeu.
Meski begitu, lanjut Sri Mulyani, prediksi laju inflasi pada 2023 masih lebih tinggi bila dibandingkan tren inflasi sebelum masa pandemi COVID-19.
Di sisi lain, eskalasi geopolitik di Ukraina dan beberapa negara besar di dunia serta debt distress di negara berkembang maupun negara maju juga masih memberi tekanan pada perekonomian global.
“Beberapa negara sektor keuangannya mengalami kerapuhan. Inflasi tinggi dan suku bunga yang meningkat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan erosi pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut,” jelas Sri Mulyani.
PMI Manufaktur juga masih memberi tekanan yang tinggi. Di kalangan negara G20 dan ASEAN-6, hanya 24 persen negara yang berada pada posisi ekspansi dan meningkat, yaitu India, Filipina, Rusia, Jepang, dan China.
Namun, negara yang berada di zona ekspansi hanya sekitar 14 persen, termasuk Indonesia, Thailand, dan Meksiko.
“Ini menggambarkan aktivitas dari PMI manufaktur, kondisi perekonomi keseluruhan, dan pertumbuhan ekonomi global termasuk perdagangan global mengalami pelemahan,” ujar Sri Mulyani.(antara/jpnn)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan kondisi perekonomian global seusai kembali dari Paris Summit 2023.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Pakar Apresiasi Andi Sudirman yang Berhasil Tangani 500 Kilometer Jalan di Sulsel
- Pertamina Eco RunFest 2024 Beri Dampak Positif, Mulai Lingkungan hingga Ekonomi
- Kunjungi Desa Tertinggal di Serang, Mendes PDT Yandri Susanto Mengaku Miris
- Mendes PDT Yandri Susanto Lihat Potensi Besar Desa Ada di Sini