Sri Mulyani Bidik Perbaikan Ekonomi Pada September
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membidik perbaikan ekonomi dimulai pada September 2021.
“Kuartal III mengalami koreksi dari berbagai indikator. Kami berharap mungkin September masih bisa mengejar karena Juli kita mengalami PPKM seluruh bulan dan Agustus sampai dua minggu,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (30/8).
Menurut dia, tantangan Indonesia saat ini adalah mengkombinasikan rebound (kebangkitan) dan recovery (pemulihan) terhadap perekonomian yang tertekan akibat dampak Covid-19.
“Salah satu tantangan kita tahun ini adalah kita bisa mengkombinasikan antara rebound dan recovery,” kata
Sri Mulyani menjelaskan rebound sendiri memiliki arti ekonomi tumbuh tinggi karena adanya dasar pencapaian yang rendah pada kuartal sebelumnya.
Sebagai contoh, perekonomian Indonesia kuartal II tahun ini berhasil melambung tinggi hingga 7,07 persen (yoy) karena salah satu faktornya adalah pada kuartal II-2020 lalu mengalami kontraksi minus 5,32 persen (yoy).
Sementara untuk menciptakan ekonomi berkualitas, dia menuturkan Indonesia harus mampu rebound sekaligus recovery yaitu motor penggerak perekonomian harus pulih dan lebih baik.
“Rebound bisa saja hanya karena base-nya rendah tapi tidak menjadi translate recovery. Orang bisa rebound tanpa recovery hanya karena pick up base-nya rendah,” kata Sri Mulyani.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membidik perbaikan ekonomi dimulai pada September 2021 dengan dua strategi.
- Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Kemenkeu Buka Suara, Soal Transaksi Uang Elektronik dan Qris Kena PPN 12 Persen
- Selamat, Bea Cukai Bogor Raih Penghargaan di Hakordia 2024
- Pasar Keuangan Global Makin Tak Pasti, Negara Berkembang Perlu Waspada
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya