Sri Mulyani Ingatkan Inflasi Mengancam Indonesia, Waspada
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan inflasi Indonesia per Maret - April 2022 perlu diwaspadai.
Pasalnya, kenaikan inflasi sebesar 2,64 persen year-on-year (yoy) masuk ke dalam tren global disebabkan masalah cuaca dan kenaikan bahan pangan.
Menurut Sri Mulyani, inflasi Indonesia ada di level tertinggi sejak April 2020.
"Pemerintah terus berupaya untuk meredam dan mewaspadai inflasi dengan operasi pasar, pengawasan distribusi, dan penyediaan pasokan," ujar Sri Mulyani, Kamis (21/4).
Eks direktur pelaksana bank dunia itu mengatakan dari sisi neraca perdagangan, Indonesia masih mencatatkan surplus neraca perdagangan yang berturut-turut. Hal itu menimbulkan kekuatan resiliensi dari sisi eksternal.
"Neraca pembayaran kembali menguat tren surplus, sejak Mei 2022 ini timbulkan resiliensi dari sisi eksternal Indonesia," kata Sri Mulyani.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan inflasi kelompok administered prices dipengaruhi oleh bahan bakar rumah tangga dan bensin karena penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan BBM nonsubsidi.
Kemudian, inflasi kelompok volatile food juga meningkat terutama dipengaruhi kenaikan inflasi minyak goreng seiring penyesuaian harga eceran tertinggi (HET). (mcr28/jpnn)
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan inflasi Indonesia per Maret - April 2022 perlu diwaspadai.
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Cadangan Beras Pemerintah Aman, Tak Perlu Impor
- PPN 12 Persen Berpotensi Picu Inflasi Serius
- Pasar Keuangan Global Makin Tak Pasti, Negara Berkembang Perlu Waspada
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Ternyata Daging hingga Listrik Kena PPN 12 Persen, Begini Kriterianya