Sri Mulyani Menyampaikan Kabar Buruk soal Perekonomian 2022, Ada Kaitannya dengan Kondisi Negara Maju
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemulihan ekonomi yang cepat di negara maju memicu kenaikan inflasi secara signifikan.
Menurutnya, hal itu harus diwaspadai terutama pada 2022.
“Kompleksitas lingkungan global dari sisi response policy terutama moneter akibat meningkatnya inflasi di negara maju perlu kita waspadai terutama pada 2022,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari Antara, Selasa (17/8).
Sri Mulyani menuturkan lonjakan inflasi di negara maju seperti Amerika Serikat yang mencapai empat persen.
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan inflasi di negara-negara maju yang relatif meningkat terjadi karena demand melonjak saat pemulihan 2021 namun tidak diikuti oleh fleksibilitas dari sisi supply.
Hal itu, kata dia, berimplikasi terhadap percepatan normalisasi kebijakan moneter.
"Percepatan normalisasi kebijakan moneter negara maju berisiko menciptakan tekanan arus modal negara berkembang yang masih membutuhkan dukungan kebijakan akomodatif untuk pemulihan," bebernya.
Tak hanya itu, Sri Mulyani mengakui pemulihan ekonomi yang berjalan tidak seragam turut memberikan risiko tersendiri.
Menkeu Sri Mulyani membeberkan prediksi perekonomian dunia pada 2022 berdasarkan hasil analisa saat ini.
- BPS: Kota Sukabumi Inflasi Tertinggi di Jawa Barat
- 5 Strategi Bisnis BNI Menghadapi Tantangan Perekonomian 2025
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi
- BPS Catat Inflasi Desember 2024 Dipengaruhi Harga Kebutuhan Pokok
- Strategi BNI Perkuat Bisnis Konsumer & Korporasi untuk Perekonomian Sepanjang 2024
- PPN 12 Persen untuk Barang Mewah, Ini Penegasan Sri Mulyani