Sri Mulyani Sampaikan Kabar Baik soal Dana Pandemi, Sudah Aman
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan anggota G20 telah berhasil mengamankan dana sebesar USD 1,1 miliar untuk Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF).
“Komitmen kontribusi sejumlah hampir USD 1,1 miliar telah diamankan untuk FIF guna pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi,” katanya dalam konferensi pers The 1st G20 Finance and Health Ministerial Meeting di Jakarta, Rabu (22/6).
Sri Mulyani menuturkan dalam anggaran itu Indonesia berkontribusi sebesar USD 50 juta.
Adapun mekanisme FIF adalah dalam bentuk pembiayaan multilateral baru yang didedikasikan untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan PPR pandemi.
FIF ini akan ditempatkan di Bank Dunia sedangkan tata kelola dan pengaturan operasionalnya masih terus dibahas hingga menjelang rencana pengumuman formal pembentukannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para Pemimpin G20 pada November 2022.
Upaya tersebut merupakan komitmen Presidensi G20 Indonesia untuk memberikan hasil nyata yang tidak sekadar mendukung namun, juga berkontribusi pada proposal pendirian FIF.
“Para pemimpin menyepakati pembiayaan untuk kesiapsiagaan pandemi perlu terus dibangun secara memadai dan berkelanjutan untuk dapat menciptakan dan mengeksplorasi mekanisme pembiayaan baru,” jelas Sri Mulyani.
Selain mengenai FIF, pertemuan The 1st G20 Joint Finance and Health Ministers' Meeting (JFHMM) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia turut membahas terkait beberapa kemajuan yang telah dicapai oleh Joint Finance and Health Task Force (JFHTF).
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan kabar baik dari Presidensi G20 Indonesia dalam rangka pembiayaan pandemi
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- PPN Naik 12 Persen, Jauh Lebih Tinggi Dibanding Negara ASEAN Lain
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Ternyata Daging hingga Listrik Kena PPN 12 Persen, Begini Kriterianya
- Tarif PPN Resmi jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Relatif Rendah
- Menkeu: APBN Defisit Rp 401 Triliun