Sri Mulyani Sebut APBN 2020 akan Menanggung Beban Luar Biasa
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sejumlah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengatasi dampak pandemi virus corona (COVID-19).
Salah satu di antaranya termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya resesi akibat negatifnya pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2020 serta proyeksi 2021.
Ani, sapaan Sri Mulyani, menyampaikan bahwa langkah penanganan yang sering disampaikan Presiden Jokowi adalah, pertama, menggunakan instrumen APBN yang difokuskan pada tiga hal yaitu di bidang kesehatan untuk menjaga dampak atau menangani penyebaran wabah itu sendiri.
"Kedua di bidang jaring pengaman sosial. Ketiga dukungan kepada dunia usaha dari sektor informal, UMKM hingga dunia usaha. Karena ini pengaruhnya ke PHK dan kemudian dampaknya ke sosial," ujar Ani.
Dia menyebutkan, dalam situasi sekarang APBN 2020 akan menanggung beban luar biasa. Itu karena tahun ini seluruh kondisi ekonomi mengalami dampak. Penerimaan negara akan mengalami tekanan ke bawah yang diperkirakan kontraksi sekitar 10 persen.
Hal tersebut disebabkan adanya berbagai insentif perpajakan serta perlambatan ekonomi.
Sedangkan sisi belanja, lanjutnya, diperkirakan akan naik sekitar tiga persen, tetapi pihaknya sedang mengupayakan untuk menjaga melalui langkah refocussing dan penyisiran dan penyesuaian anggaran yang baru saja diinstruksikan Presiden Jokowi.
"Defisit kita diperkirakan akan meningkat di sekitar lima persen. Namun Bapak Presiden menyampaikan situasi krisis corona harus bisa dijadikan momentum untuk melakukan reformasi yang fundamental," ujar mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Meski di dalam masa sulit, Sri Mulyani menyiratkan pemerintah sudah siap menghadapi masa krisis lantaran wabah virus corona.
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Ternyata Daging hingga Listrik Kena PPN 12 Persen, Begini Kriterianya
- Tarif PPN Resmi jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Relatif Rendah
- Menkeu: APBN Defisit Rp 401 Triliun
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025