Sri Mulyani Sebut Dua Skenario Perekonomian Dalam Menghadapi Covid-19
jpnn.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa saat ini pemerintah bekerja dalam dua skenario perekonomian dalam menghadapi Covid-19.
Ia menjelaskan skenario pertama ialah kondisi yang berat dengan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di kisaran 2,3 persen pada akhir 2020.
“Ini berkaitan dengan lamanya Covid-19, dan menyebabkan terjadinya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan penurunan aktivitas ekonomi,” kata Sri, saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual, Rabu (6/5).
Ani, panggilan akrabnya, menjelaskan skenario kedua adalah kondisi sangat berat. Pada kondisi ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan -0,4 persen pada akhir 2020.
“Kami menggunakan skenario itu tentu dengan terus melihat ketidakpastian akibat Covid-19 ini,” kata Ani.
Menurut Ani, untuk skenario berat, pemerintah masih berasumsi bahwa puncak Covid-19 terjadi pada Mei 2020, dan Juni 2020 mulai mengalami penurunan. “Dan, tentunya tidak terjadi outbreak kedua,” tegasnya.
Sementara, untuk skenario sangat berat, penanganan Covid-19 kondisinya membutuhkan PSBB yang lebih panjang. PSBB itu tidak hanya di Jakarta saja, tetapi juga di luar pulau Jawa.
Ia mengatakan kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke dalam skenario sangat berat mungkin saja terjadi. Yakni, dari estimasi pertumbuhan ekonomi dalam situasi berat sebesar 2,3 persen, menjadi -0,4 persen dalam skenario sangat berat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa saat ini pemerintah bekerja dalam dua skenario perekonomian dalam menghadapi Covid-19.
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- 5 Strategi Bisnis BNI Menghadapi Tantangan Perekonomian 2025
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi
- Strategi BNI Perkuat Bisnis Konsumer & Korporasi untuk Perekonomian Sepanjang 2024
- PPN 12 Persen untuk Barang Mewah, Ini Penegasan Sri Mulyani
- Bea Cukai Tingkatkan Asistensi Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan di Daerah Ini