Sri Mulyani Sebut Fintech dalam Posisi Sangat Kuat
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan fintech sedang dalam posisi sangat kuat.
Nilai ekonomi digital Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara, tercermin dari total nilai penjualan (Gross Merchandise Value/GMV) sebesar USD 70 miliar.
"Di Indonesia kita semua memahami bahwa kita memiliki potensi yang luar biasa," ujar Menkeu Sri Mulyani.
Penelitian Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan pembayaran digital akan terus tumbuh kuat di Indonesia, dengan nilai transaksi bruto pada 2025 yang akan mencapai USD 1,2 triliun.
Pembayaran digital mendominasi industri fintech di Indonesia selain peer to peer (P2P) lending yang dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat.
Pasalnya, lanjut Sri Mulyani, ada perubahan perilaku masyarakat Indonesia yang terus menuju kepada ekonomi digital dan diakselerasi terjadinya pandemi.
"Sektor keuangan digital termasuk fintech jelas dalam posisi yang sangat kuat untuk bisa berperan semakin penting," beber Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan nominal transaksi uang elektronik di Indonesia meningkat lebih dari 100 kali lipat pada kurun waktu 2012 ke 2020.
Sri Mulyani menilai pembayaran digital mendominasi industri fintech di Indonesia selain peer to peer (P2P) lending yang dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat.
- PT Akulaku Finance Indonesia Capai Kesepakatan Rp 600 Miliar dengan 3 Bank
- Hingga Kuartal III 2024, Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan BSI Tembus Rp 62,5 Triliun
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial