Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Alami Kontraksi Terburuk dalam 150 Tahun Terakhir
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui saat ini perekonomia global mengalami kontraksi terburuk dalam 150 tahun terakhir.
Dia mengatakan, kesimpulan itu berdasarkan studi yang dilakukan oleh Bank Dunia.
Menukil hasil riset Bank Dunia, Sri Mulyani menyebutkan, pandemi Covid-19 memaksa semua negara melakukan formulasi kebijakan kesehatan dan sosial. Tidak hanya ekonomi.
"Mestinya kita melihat statistik ini dan dampaknya sangat luar biasa," ujar dia di Jakarta, Selasa (6/4).
Menurut eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, di Indonesia dampak pandemi baru terasa pada kuartal II 2020.
Saat itu, lanjut dia, kontraksi ekonomi hingga 5,32 persen. Angka itu bahkan, terburuk sejak krisis keuangan pada 1997-1998.
"Jika Indonesia termasuk dalam 170 negara kontrasi sepanjan 2020, maka kita terkontraksi 2,07 persen," beber Sri Mulyani.
Perempuan kelahiran Badarlampung itu menjelaskan, kontraksi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara dalam G20.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui saat ini perekonomia global mengalami kontraksi terburuk dalam 150 tahun terakhir.
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Ternyata Daging hingga Listrik Kena PPN 12 Persen, Begini Kriterianya
- Tarif PPN Resmi jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Relatif Rendah
- Menkeu: APBN Defisit Rp 401 Triliun
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025