Srikandi, Sesepuh Komunitas Pasangan Kawin Campur di Indonesia
Dorong Perempuan Tak Kehilangan Jati Diri, Jaga Rumah Tangga Tetap Awet
Senin, 14 Januari 2013 – 07:46 WIB
Banyak pula terjadi perkawinan campur dengan motif ekonomi. Sewaktu masih menjadi pegawai kedutaan Indonesia di Prancis, Ida pernah menemui kasus seperti ini. Ada seorang perempuan yang sudah berkeluarga dan memiliki 3 anak, menceraikan suaminya untuk menikah dengan orang Prancis yang bekerja menjadi teknisi dalam pembangunan Bandara Soekarno-Hatta. Tender pembangunan bandara pada 1977 itu ceritanya dimenangkan perusahaan Prancis, Aeroport de Paris.
Perempuan Indonesia itu mengira teknisi dari Prancis itu orang kaya. Memang selama proyek pembangunan, teknisi itu mendapatkan fasilitas lumayan baik dari perusahaannya. Setelah menikah, perempuan tersebut dan ketiga anaknya ikut pindah ke Prancis.
Sampai di sana, mereka ternyata tinggal di rumah kecil dengan dua kamar tidur. Kemampuan bahasa juga tidak punya. Akhirnya lari dan minta tolong ke kedutaan. "Kadang-kadang visi-misi kawin campur itu beda banget. Berbeda dengan orang yang lama tinggal di luar negeri. Memang suka sama suka dan tahu sama tahu," tuturnya.
Ida sendiri bersuami orang Prancis, seorang Katolik yang masuk Islam. Setelah lulus kuliah ekonomi di Inggris, Ida langsung ke Prancis pada 1979 untuk belajar bahasa Prancis. Dia kemudian bekerja menjadi staf kedutaan RI setempat dan menikah pada 1984. Karena suami sempat lama tinggal di Maroko, kultur Islam menjadi sesuatu yang tidak baru.
TREN kawin campur antara warga Indonesia dengan orang asing. Untuk mewadahi pasangan gado-gado itu, saat ini terdapat sejumlah komunitas. Di antaranya,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408