Sritex Dragons Demam Panggung di Kandang Sendiri
jpnn.com - SOLO - Bermain di kandang sendiri, di hadapan publik sendiri, tidak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Sritex Dragons Enduro Solo.
Tim polesan Pek King Dhay ini dipaksa menyerah 55-74 oleh Surabaya Fever, dalam laga hari pertama Speedy Women’s National Basketball (WNBL) Indonesia 2013-2014 Seri II Solo di Sritex Arena, Rabu (12/2).
Bukannya memanfatkan home-court advantage, Maharani Adhipuspitasari dkk justru demam panggung dan terlambat panas. Mereka tertinggal cukup jauh, 8-20, ketika kuarter pertama berakhir.
Memasuki kuarter kedua, performa tuan rumah mulai membaik, hingga akhirnya berhasil memangkas defisit angka menjadi enam poin (28-34).
Menginjak kuarter ketiga, Sritex Dragons kembali lengah. Kondisi ini dimanfaatkan dengan baik oleh Fever untuk memperlebar defisit. Kuarter ini ditutup Fever dengan marjin keunggulan 20 poin (58-38). Pada kuarter terakhir, Fever fokus menjaga keunggulan.
”Defense kami jelek sekali hari ini. Pemain Fever dengan gampangnya menerobos untuk mencetak poin,” ketus Pek King Dhay, mantan pebasket Timnas yang kini mengisi posisi head coach Sritex Dragons.
Tak hanya defense, Pek King Dhay juga kecewa dengan buruknya offense tim polesannya. "Mereka terlalu terburu-buru. Lebih banyak mengutamakan ego masing-masing,” sambungnya.
Yulindawati menjadi pendulang angka terbanyak bagi Sritex dengan mengemas 20 poin dan tambahan 7 rebound. Disusul oleh Lusia Puspitasari dengan tambahan 13 poin.
SOLO - Bermain di kandang sendiri, di hadapan publik sendiri, tidak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Sritex Dragons Enduro Solo. Tim polesan Pek
- Dortmund Pecat Nuri Sahin setelah Kekalahan dari Bologna di Liga Champions
- Indonesia Masters 2025: Fikri/Daniel Pukul Ganda Korea
- Begini Dukungan TASPEN Terhadap Pengembangan SDM & Olahraga di Indonesia
- Timnas Indonesia Hadapi Australia dengan Seragam Tempur Baru
- Iga Swiatek jadi Wanita Terakhir Masuk Semifinal Australian Open 2025
- Pocari Run Bandung 2025, Gaet 45 Ribu Pelari dari Seluruh Indonesia