Sssttt... Obama Mengaku Berdosa Serang Negara Islam
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Barack Obama membuat pengakuan yang cukup mengejutkan tentang kebijakan luar negerinya. Terutama saat melakukan serangan ke negara dengan mayoritas penduduk muslim, Libya. Dalam wawancaranya pada Minggu waktu setempat (10/4), kepada Fox News, dia menyatakan bahwa kekacauan pasca tergulingnya Muamar Kadhafi merupakan kesalahan terburuknya. Sebab, tidak ada perencanaan matang.
''Saat itu kami sama sekali tidak punya gambaran tentang dampak yang akan muncul karena aksi kami di Libya,'' kata Obama. Padahal, menurut dia, aksi AS itu adalah cara terbaik mengakhiri konflik berdarah di negara Afrika Utara tersebut. Begitu aksi militer besar-besaran itu dilancarkan pada Oktober 2011, AS memang berhasil menumbangkan diktator 71 tahun tersebut. Juga, sukses melahirkan kekacauan di Libya.
Meski tumbangnya Kadhafi memang diharapkan rakyat Libya, kekosongan kekuasaan ternyata jauh lebih mengerikan ketimbang represi sang tiran. Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan terus terjadi. Bahkan belum berhenti sampai sekarang. Jumlah korban sipil juga makin bertambah. Hingga kini, berbagai dialog untuk membentuk pemerintahan baru belum juga membuahkan hasil.
Dalam ''pengakuan dosanya'', Obama mengungkapkan bahwa kekacauan Libya tidak lepas dari peran Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron. Sebab, ketika itu AS bermitra dengan Inggris dan negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang lain untuk menggempur Libya. Sayangnya, saat serangan memasuki tahap penting dan setelah Kadhafi tewas, Cameron tidak bisa terlalu berfokus dalam misi di Libya.
''Dia justru mengurusi berbagai hal lain setelah operasi (pelengseran Kadhafi) berhasil,'' ungkap Obama tentang Cameron dalam wawancara dengan The Atlantic. Menurut dia, itulah salah satu faktor yang membuat AS dan NATO tidak bisa berkonsentrasi pada pemulihan Libya pasca tewasnya Kadhafi. Tetapi, Cameron dan Presiden Prancis Francois Hollande membantah pernyataan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Obama juga prihatin melihat kondisi Libya sekarang. Padahal, menurut dia, campur tangan AS dan negara-negara Barat dalam pemulihan Libya sudah berjalan sangat baik. ''Kini semua terlihat sangat kacau,'' ujar presiden 54 tahun tersebut tentang Libya saat ini. Namun, pemulihan memang sangat bergantung pada pemerintahan baru dan rakyat Libya.(BBC/CNN/hep/c14/ami/pda)
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Barack Obama membuat pengakuan yang cukup mengejutkan tentang kebijakan luar negerinya. Terutama
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas