Ssttt... Lab Wuhan Ajukan Paten Kandang Pembiakan Kelelawar sebelum Covid-19 Muncul
"Kelalawar yang terinfeksi virus secara alami atau buatan tidak memiliki gejala klinis yang jelas dan mekanismenya tidak diketahui," tulis laporan tersebut.
Pengungkapan tentang kandang kelelawar itu memicu pertanyaan lebih lanjut mengenai pekerjaan yang dilakukan tim ilmuwan Tiongkok di bawah pimpinan Dr Shi Zhengli. Perempuan pakar virologi itu memperoleh julukan Batwoman beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Memang WIV sebelumnya telah membantah tuduhan bahwa laboratorium penelitian itu menyumpan kelelawar hidup. Namun, profil WIV di laman daring justru menyebut kemampuannya menyimpan 12 kandang kelelawar.
Investigator WHO Peter Daszak yang memiliki hubungan lama dengan WIV mengeklaim lembaga penelitian milik Pemerintah Tiongkok itu tidak menyimpan kelelawar.
"Semua kelelawar setelah pengambilan sampling dilepas kembali ke situs mereka di gua. Ini adalah langkah konservasi dan jauh lebih aman ketimbang membunuhnya atau menyimpannya di laboratorium," ujarnya.
Pada Desember lalu Daszak mengulangi klaimnya dengan menyatakan bahwa di WIV tidak ada kelelawar hidup ataupun mati. "Tidak ada bukti di mana pun bahwa itu ada," tegasnya.
Sementara Dominic Dwyer yang juga seorang investigator WHO menyebut pemerintahan Tiongkok di bawah rezim Partai Komunis menolak menyerahkan data mentah tentang beberapa kasus pertama Covid-19.
"Mengapa itu tak terjadi, saya tak bisa berkomentar. Apakah itu politik atau karena memang sulit," katanya.
Kandang di WIV disebut mampu membuat kelelawar tumbuh berkembang biak dalam kondisi buatan.
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Titik Pulang