Stabilitas Harga Pangan Saat Lebaran Redam Gejolak Politik
jpnn.com, JAKARTA - Harga pangan selama Lebaran hingga Idulfitri dinilai stabil. Stabilitas itu dianggap juga menciptakan situasi politik yang stabil, utamanya pascapemilu.
Sekaligus, ketersediaan pangan dan stabilnya harga selama tiga tahun berturut-turut juga menjadi penegas legitimasi pemerintahan yang lebih kuat jelang periode kedua.
BACA JUGA : BPS Sebut Harga Pangan Sepanjang Ramadan Lebih Baik Ketimbang Periode Sebelumnya
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengakui, stabilitas harga pangan ini berpengaruh terhadap stabilitas politik di Tanah Air jelang perayaan Lebaran.
Situasinya tetap aman dan terkendali setelah sempat memanas saat hasil Pemilu 2019 diumumkan.
"Ada naiknya juga. Tapi bisa meredam situasi politik,” kata Anwar saat dihubungi, Selasa (11/6).
BACA JUGA : H+2 Lebaran, Harga Cabai dan Bawang Merah Tetap Terjaga
Direktur Riset Lembaga Kajian Visi Teliti Saksama Nugroho Pratomo memastikan, kenaikan harga pangan yang terjadi selama Ramadan masih dalam konteks yang wajar karena ada peningkatan permintaan.
Keberhasilan pemerintahan Jokowi mengendalikan harga kebutuhan pokok selama bulan suci Ramadan hingga Lebaran.
- Jaga Kestabilan Harga Pangan, PUD Kota Medan Rutin Gelar Pasar Keliling
- Sebegini Harga Bahan Pangan Secara Umum, Berapa Harga Cabai dan Minyak?
- Bulog Makassar Memastikan Stok Beras Aman Untuk 14 Bulan ke Depan
- Cadangan Beras Pemerintah Aman, Tak Perlu Impor
- Harga Bahan Pokok di Jakbar Mulai Naik Jelang Nataru
- Harga Telur Ayam Makin Tinggi, Hari Ini Sebegini