Stafsus Milenial Mengganggu Jokowi, Sebaiknya Dibubarkan!
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi II Yaqut Cholil Qoumas menyebut staf khusus (stafsus) milenial tidak banyak memberi manfaat bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Para stafsus milenial, dianggap Yaqut, justru memunculkan persepsi negatif bagi pemerintahan era Jokowi.
Gus Yaqut -saapaan Yaqut Cholil Qoumas- berkomentar seperti itu untuk menyinggung tentang dua stafsus milenial, yakni Andi Taufan Garuda Putra dan Adamas Belva Syah Devara yang memutuskan mundur dari jabatannya setelah membuat polemik di publik.
"Stafsus milenial justru mengganggu kerja Presiden Jokowi dengan menimbulkan kegaduhan publik," kata Gus Yaqut dalam pesan singkatnya kepada JPNN.com, Sabtu (25/4).
Lebih lanjut, kata Gus Yaqut, peran stafsus milenial hingga kini tidak jelas. Berkaca dari itu, dia menyarankan Jokowi membubarkan stafsus milenial.
"Dua kasus stafsus yang belakangan terjadi membuktikan bahwa peran para milenial itu sangat rawan konflik kepentingan," ucap dia.
"Dari awal saya konsisten ingin stafsus milenial dibubarkan karena rawan dengan conflict of interest seperti dua kejadian belakangan, yakni Andi Taufan dan Belva Devara," timpal dia.
Sementara itu, pengamat politik Satyo Purwanto menilai, sejak awal rencana perekrutan stafsus milenial bukan untuk diberdayakan. Perekrutan stafsus milenial hanya bentuk pencitraan digitalisasi ekonomi nonkonvensional.
Yaqut Cholil Qoumas menyebut staf khusus milenial tidak banyak memberi manfaat bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila
- Jokowi Dukung RIDO, Once PDIP Sebut Pram-Doel Didukung Rakyat