Stafsus Wapres: Perguruan Tinggi Terbesar pun Salah Kaprah Terapkan PJJ

Seharusnya, lanjutnya, e-learning itu membuat stakeholder seperti dosen, mahasiswa dan mereka yang terlibat di dalamnya menjadi lebih ringan dan fleksibel dalam kegiatan belajar mengajar. PJJ bukan jadi beban seperti yang dikeluhkan saat ini.
"Saat ini yang terjadi e-learning seakan-akan jadi beban yang berat sekali. Ini tidak bisa dibiarkan dan harus dibenahi," ujarnya lagi.
Sementara itu, Rektor UT Prof Ojat Darojat menyatakan PJJ yang telah dilakukan pihaknya tersebar di 34 provinsi dan juga mancanegara. UT memiliki mahasiswa di dalam negeri dan luar negeri yang melakukan KBM secara daring.
"Pandemi COVID-19 membuat metode belajar online itu kini jadi keniscayaan. Semua perguruan tinggi tatap muka sekarang harus menjadikan pembelajaran online dalam jaringan sebagai program strategis di masa depan," ujarnya.
Pandemi COVID-19 harus membuat perguruan tinggi lebih tangkas menghadapi perubahan. Program Kampus Merdeka memberi ruang bagi perguruan tinggi konvensional dan perguruan tinggi dengan pembelajaran jarak jauh untuk berinovasi dan sinergi.
"Tantangan kami sekarang ini adalah bagaimana untuk terus mengembangkan kualitas SDM berkelanjutan yang terintegrasi teknologi dalam pedagogik," pungkasnya. (esy/jpnn)
Mantan Menristekdikti yang menjadi Stafsus Wapres Jokowi, Prof M. Nasir menilai pendidikan jarak jauh (PJJ), atau e-learning yang diterapkan perguruan tinggi saat ini salah kaprah.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Inilah 7 Sub-Bidang Ilmu dari Kampus di Indonesia Masuk Top 100 Dunia
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Libatkan Mahasiswa dari 44 Perguruan Tinggi untuk Kembangkan Potensi Desa
- Ajak Perguruan Tinggi Memperkuat Danantara, Viva Yoga: Pastinya dengan Kajian Ilmiah
- Bertemu Perwakilan FOReTIKA, Raja Juli Bicara Kerja Sama Sektor Kehutanan dengan Kampus
- Waka MPR Sebut Upaya Peningkatan APK Perguruan Tinggi Harus Segera Dilakukan
- SPAN-PTKIN 2025, Jaring Calon Mahasiswa Bertalenta Tinggi, Siap Kerja