Stambus Accord Tak Sejalan Kenaikan PT

Stambus Accord Tak Sejalan Kenaikan PT
Stambus Accord Tak Sejalan Kenaikan PT
JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampouw menilai, penerapan wacana stembus accord (penggabungan suara partai yang tidak lolos PT) di Pemilu 2014 tidak sejalan dengan rencana kenaikan parliamentary threshold (PT) dalam undang-undang pemilu yang saat ini masih dibahas di DPR.

“PT dinaikan itu kan agar partai yang bisa masuk DPR adalah partai yang betul- betul mendapatkan suara yang signifikan atau mendapat dukungan dari rakyat. Jadi agak sulit jika stembuss accord diberlakukan dengan adanya kenaikan PT,” tutur Jeirry, Minggu (24/7).

Jeirry memahami, keinginan partai-partai kecil agar stembuss accord diberlakukan dalam rangka mengakomodir suara rakyat yang hilang, sehingga rakyat bisa memiliki wakilnya di DPR. Namun di sisi lain, dirinya khawatir jika stembus accord itu diberlakukan, kompromi antar partai yang tidak lolos PT bisa terjadi dan berujung pada prilaku jual beli suara hanya untuk mendapatkan kursi di DPR.  “Bisa saja jual beli suara itu terjadi seperti di pemilukada, itu yang menjadi tidak sehat,” kata dia.

Untuk itu, Jeirry kurang setuju dengan wacana penerapan stembus accord. Selain kekhawatiran jual beli suara terjadi, wacana ini juga bisa membuat ketidakefektifan kinerja anggota dewan di parlemen.  “Saya justru lebih setuju dengan pemberlakuan PT, tapi pemberlakukan itu juga jangan terlalu tinggi,” katanya.

JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampouw menilai, penerapan wacana stembus accord (penggabungan suara partai yang tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News