Stambus Accord Tak Sejalan Kenaikan PT
Senin, 25 Juli 2011 – 06:32 WIB
Soal keterwakilan rakyat yang hilang, Jeirry mengatakan, tidak semua suara rakyat bisa terwakili dalam sistem ketatanegaraan. Sitem pemilu manapun kata dia, selalu saja ada suara masyarakat yang tidak terwakili. “Tidak ada sistim yang mampu mengakomodir semua suara masyarakat,” tambahnya.
Jeirry melihat, wacana stembus accord itu motivasinya lebih cenderung kepada kekuasaan, bukan karena faktor efektifitas keberadan wakilnya di DPR. Untuk menghindari suara rakyat yang hilang, dia menyarankan sebaiknya partai-partai kecil bergabung membuat kekuatan bersama, agar di pemilu mendatang bisa mendapat dukungan yang signifikan dari rakyat.
Sebelumnya, partai-partai kecil menuntut agar stembus accord itu dapat diberlakukan di Pemilu 2014. Salah satunya datang dari Partai Kedaulatan Nasional (PKNU). “Sistem ini lebih menjamin tidak ada suara rakyat yang dihanguskan. Lebih menjamin hak demokrasi rakyat,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat PKNU Tohadi.
Menurutnya, dalam sistem ini suara rakyat yang diberikan untuk parpol peserta pemilu, besar dan kecil, bisa dikonversikan menjadi kursi wakil rakyat.
JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampouw menilai, penerapan wacana stembus accord (penggabungan suara partai yang tidak
BERITA TERKAIT
- Pilkada Kian Dekat, BPJS Watch Ingatkan Kepala Daerah Lindungi Pekerja Badan Ad Hoc
- Ziarah Megawati ke Makam Imam Bukhari dan Legacy Bung Karno di Dunia Islam
- Disindir Pramono, Ridwan Kamil: Kalau Enggak Boleh Mimpi, ya Jangan Hidup
- Terus Bergerak, Tim Dozer Pasang 3.059 Spanduk Andalan Hati di Seluruh Desa se-Sulsel
- Pilgub Jatim: Luluk-Lukman Dapat Dukungan Kiai Tamim Darul Ulum hingga Tokoh Penting Muhammadiyah
- Aher Yakin Konstituen Anies di Jakarta Bakal Pilih Pasangan RIDO yang Didukung PKS