Stand Up Nangis

Oleh Dahlan Iskan

Stand Up Nangis
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Itu karena tidak ada lagi pesawat yang mendarat di Belitung. Dari 14 kali sehari, menjadi sekali, menjadi tidak ada sama sekali. Yakni sejak secara nasional dilarang tiga hari lalu.

”Aplikasi Ghozi tetap besar manfaatnya,” ujar Isyak yang sejak masih mahasiswa sudah jadi tokoh nasional. Yakni sejak masih berumur 22 tahun. Waktu statusnya masih mahasiswa interior desain di Universitas Tarumanegara, Jakarta.

Isyak-lah yang waktu itu menjadi salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Tionghoa Indonesia. Ia pula yang pertama menjadi ketua umumnya.

Saat itu suasana reformasi memang sangat kuat. Semua kelompok masyarakat menguatkan identitas masing-masing.

Suasana reformasi pula yang membawa Isyak ke politik. Ia selalu memenangkan sayembara karya tulis di kampusnya. Dan ia selalu menulis tentang politik.

Itu sebagai sumpahnya di saat ayahnya meninggal dunia di usia 65 tahun. Waktu itu Jakarta rusuh rasial. Sang ayah --yang lagi menengok anaknya di Jakarta-- depresi.

”Keluarga kami di Jakarta sebenarnya aman. Tetangga kami banyak haji dan baik-baik semua,” ujar Isyak.

Ketika umur 26 tahun Isyak ikut mendirikan partai baru: Partai Indonesia Baru (PIB). Dengan tokoh sentral Dr Syahrir. Isyak menjadi salah satu ketua pimpinan pusat BIP --di umurnya itu.

Alhamdulillah ini tiga kali. Vent-I sudah lolos uji kementerian kesehatan. Fightcovid19.id sudah akan dipakai secara nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News