Status Darurat Sipil, Tank Kuasai Bangkok

Penyanyi Pop yang Pimpin Demo Ditangkap

Status Darurat Sipil, Tank Kuasai Bangkok
Foto: REUTERS
Sejak penetapan situasi darurat pukul 10.00 waktu setempat (sama dengan WIB), situasi Bangkok benar-benar kacau. Situs online harian independent The Nation melaporkan, sepuluh perempatan utama Kota Bangkok diduduki demonstran, sehingga jalan-jalan Bangkok yang terkenal kemacetannya, semakin semrawut. "Ini sudah chaos. Chaos total. Ini menakutkan, dan militer tidak berbuat apa-apa. Lalu siapa yang bisa menjamin keamanan kita?" kata Martin Liu, 36, seorang turis Amerika Serikat yang terjebak di tengah kerusuhan.

Setelah hampir tiga jam tanpa kontrol, militer akhirnya merespons situasi darurat yang diumumkan PM. Juru Bicara Militer Kolonel Sansern Kaewkamnerd menyatakan, 400 tentara dan polisi dikerahkan menuju 50 titik rawan di seluruh kota, termasuk terminal bus dan stasiun kereta. Selain itu, kendaraan lapis baja terdapat di luar Kementerian Luar Negeri dan pusat-pusat perbelanjaan jujukan turis, seperti MBK dan istana raja.

Kolonel Sansern mengatakan, masyarakat tidak perlu takut terhadap keberadaan kendaraan lapis baja ini. "Ini bukan tanda-tanda kudeta, namun bagian dari prosedur tetap pengamanan yang diinstruksikan pemerintah," ujarnya. Tadi malam, militer bahkan mengerahkan personel angkatan darat, udara, dan laut untuk mengamankan 56 pabrik dan kantor BUMN serta perusahaan multinasional dari ancaman pendudukan demonstran antipemerintah.

Tindakan tegas terhadap pentolan pengunjuk rasa juga dilakukan militer. Kemarin polisi menangkap Arisman Pongruengrong, mantan penyanyi pop tenar. Dia dituduh memimpin demonstran menyerbu tempat KTT Asia di Pattaya sehingga pertemuan itu dibatalkan. "Polisi menangkap Arisman di rumahnya (di Bangkok) atas tuduhan menghasut para pemrotes untuk menculik perdana menteri dan menimbulkan kerusuhan di negara itu," kata juru bicara polisi Mayjen Supon Pansua.

BANGKOK - Situasi di Thailand semakin genting. Sukses mempermalukan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva dengan membubarkan pertemuan 16 negara Asia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News