Status Darurat Sipil, Tank Kuasai Bangkok
Penyanyi Pop yang Pimpin Demo Ditangkap
Senin, 13 April 2009 – 09:43 WIB
Surat kabar-surat kabar lokal mengecam penanganan Abhisit terhadap protes-protes itu dan mengatakan citra internasional negara itu telah rusak. "Kemarin adalah satu hari yang sangat memalukan bagi negara kita," bunyi editorial surat kabar Bangkok Post dalam berita di halaman depan.
Para investor melihat kegagalan pemerintah menghentikan demonstran untuk tidak mendekati area KTT sebagai isyarat ketidakmampuan memutuskan dari Abhisit, meskipun itu demi menghindari pertumpahan darah. Insiden itu bahkan mengancam kelangsungan kepemimpinan Abhisit.
Kongkiat Opaswongkarn, kepala eksekutif Asia Plus Securities, Bangkok, menyebut insiden Sabtu kelabu itu sebagai, "sangat, sangat memalukan." "Perekonomian sudah memburuk dan setelah kejadian seperti ini, jelas sekali sektor-sektor bisnis seperti pariwisata benar-benar akan jatuh dari tebing yang curam," katanya.
Thailand dilanda konflik politik sejak kudeta tidak berdarah dilakukan militer pada September 2006 yang menggulingkan Thaksin. Miliarder yang suka membagi bantuan kepada penduduk kurang mampu itu mendapat dukungan kuat dari kalangan penduduk miskin di pedesaan, tetapi dibenci oleh elite di istana, militer, dan birokrasi. Pendukung Thaksin mengatakan, Abhisit adalah kaki tangan militer dan dia berhasil berkuasa dengan cara yang tidak demokratis setelah satu keputusan pengadilan yang memaksa sekutu-sekutu politik Thaksin melepaskan kekuasaan pemerintah.
BANGKOK - Situasi di Thailand semakin genting. Sukses mempermalukan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva dengan membubarkan pertemuan 16 negara Asia
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan